kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mata Uang Komoditas Diyakini Punya Prospek Paling Cuan di Tahun Ini


Rabu, 08 Juni 2022 / 20:44 WIB
Mata Uang Komoditas Diyakini Punya Prospek Paling Cuan di Tahun Ini
ILUSTRASI. Dolar AS menjadi mata uang yang paling perkasa jika disandingkan dengan rupiah.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, dolar Amerika Serikat (AS) menjadi mata uang yang paling perkasa jika disandingkan dengan rupiah. Sementara yen Jepang justru menjadi mata uang dengan kinerja paling buruk. 

Kendati begitu, jika dilihat secara bulanan pada Mei, yen Jepang justru punya kinerja yang paling baik dibanding mata uang lainnya (lihat tabel).

Mata Uang

Akhir 2021

April

Mei

MoM

YTD

USDIDR

14263.00

14482.00

14578.00

0.66%

2.21%

AUDIDR

10359.94

10349.12

10479.54

1.26%

1.15%

SGDIDR

10562.66

10495.91

10644.62

1.42%

0.78%

EURIDR

16135.59

15311.39

15642.42

2.16%

-3.06%

GBPIDR

19250.70

18194.27

18377.46

1.01%

-4.54%

JPYIDR

123.89

111.36

113.99

2.36%

-7.99%

Baca Juga: Rupiah Masih Berpotensi Tertekan pada Kamis (9/6)

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menilai apiknya kinerja yen dalam beberapa waktu terakhir sebenarnya lebih karena posisi Jepang yang lebih unggul dibandingkan Indonesia dalam neraca perdagangan. Dia menyebut, dengan banyaknya pasar elektronik dan otomotif di Indonesia yang dikuasai pabrikan Jepang membuat hal tersebut mungkin terjadi.

“Tapi jika dibandingkan dengan mata uang utama dunia lainnya, sebenarnya yen Jepang ini kurang menarik. Sikap bank sentral Jepang yang masih longgar dalam urusan stimulus, berbanding terbalik dengan bank sentral global lainnya yang sudah memperketat kebijakan moneter,” terang Alwi kepada Kontan.co.id, Rabu (8/6). 

Ke depan, Alwi justru meyakini mata uang komoditas akan menjadi primadona dan punya prospek yang lebih menarik. Menurut dia, salah satu mata uang yang paling potensial adalah dolar Australia.

Baca Juga: Dolar AS Diyakini Jadi Mata Uang Paling Prospektif Hingga Akhir Tahun

Pertama, bank sentral Australia (RBA) sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 0,85%. Suku bunga tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2019, atau sebelum pandemi Covid-19 melanda. Langkah ini dinilai sebagai upaya RBA mengontrol laju inflasi yang dianggap sudah terlalu tinggi.

Alwi menilai, ke depannya masih terdapat ruang bagi RBA untuk kembali melakukan pengetatan moneter. Di satu sisi, dengan masih terjadinya konflik Rusia-Ukraina, maka harga komoditas unggulan Australia, yakni batubara masih akan tetap tinggi sepanjang sisa tahun ini. Didukung dua faktor itu, dia menyebut dolar Australia menjadi salah satu mata uang paling menarik. 

“Bagi yang tertarik pada dolar Australia, level Rp 10.250 bisa jadi entry point yang menjanjikan. Lalu level Rp 10.700 bisa dijadikan untuk target exit,” imbuh Alwi.

Baca Juga: Harapan Akan ECB Buka Jalan Kenaikan Suku Bunga, Menopang Rekor Euro Atas Yen Jepang

Selain dolar Australia, dia juga menyebut mata uang komoditas lain, yakni dolar Kanada bisa jadi salah satu pilihan lainnya. Secara fundamental, loonie didukung oleh sikap bank sentral Kanada (BoC) yang sudah lebih dahulu agresif dalam pengetatan moneter. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, BoC ke depan masih akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebagai langkah menghadapi kenaikan inflasi.

Ditopang dengan harga minyak yang saat ini sudah berada di kisaran US$ 120 per barel dan bisa terus naik, maka PDB Kanada yang ditopang oleh minyak akan mendapatkan katalis positif. 

“Untuk loonie, investor bisa masuk di area Rp 11.400, untuk kemudian melakukan aksi jual ketika sudah berada di Rp 11.750,” tutup Alwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×