kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Intip Kinerja Emiten Hermanto Tanoko di BEI, Mana yang Paling Prospektif?


Minggu, 13 Juli 2025 / 16:36 WIB
Intip Kinerja Emiten Hermanto Tanoko di BEI, Mana yang Paling Prospektif?
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym. Hermanto Tanoko kembali memboyong salah satu portofolionya di Tan Corp untuk melantai di BEI. Yakni, PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI). ?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Taipan asal Surabaya, Hermanto Tanoko kembali memboyong salah satu portofolionya di Tan Corp untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yakni,  PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI). 

Melansir prospektus penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), Hermanto Tanoko melalui PT Tancorp Investama Mulia tercatat mengempit 200 juta saham MERI atau setara dengan 25%. 

Kehadiran MERI di bursa saham melengkapi jajaran emiten Tan Corp lainnya, yaitu PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE)  dan PT Mega Perintis Tbk (ZONE). 

Kemudian ada PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) dan yang terakhir ada PT Penta Valent Tbk (PEVE). 

Baca Juga: Unitlink Saham Prudential Raup Imbal Hasil 8,91% pada Kuartal I-2025

Namun tidak berhenti di sembilan emiten, Hermanto mengatakan dirinya masih punya rencana untuk membawa satu perusahaan dalam portofolio Tan Corp yang berasal dari sektor kimia untuk melantai di BEI. 

Hermanto menjelaskan perusahaan sektor kimia itu memiliki skema business to consumer (B2C) dan masuk ke dalam jaringan di Avian. 

“Saat ini aset perusahaan kimia itu masih di bawah Rp 1 triliun, tetapi tidak akan IPO tahun ini mungkin bisa dalam satu atau dua tahun lagi,” katanya saat ditemui belum lama ini. 

Namun sebelum untuk bisa melantai di BEI, Hermanto akan memastikan perusahaan yang akan diboyongnya bisa mencetak kinerja yang positif terlebih dahulu. 

“Dengan adanya perusahaan di sektor kimia harapannya akan semakin lengkap dan semakin banyak perusahaan nasional yang bisa memimpin pasar Indonesia,” jelasnya. 

Hermanto bilang tidak menutup kemungkinan Tan Corp akan melakukan aksi merger dan akuisisi (M&A). Kalau ada perusahaan yang menarik, mungkin M&A akan digelar. 

Jika menilik kinerja keuangannya, mayoritas emiten Hermanto Tanoko membukukan kinerja yang positif. Misalnya, RISE yang membukukan pendapatan sebesar Rp 127,1 miliar atau tumbuh 113,6% secara tahunan. 

Laba bersih perusahaan properti yang dikenal juga dengan nama Tanrise Property berhasil melesat 1.819,9% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 16,3 miliar. 

Kinerja ciamik juga dicetak oleh PEVE, yang berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 850,08 miliar atau tumbuh 17,59% YoY. Dari sisi bottom line, laba bersih PEVE melonjak 41,97% secara tahunan menjadi Rp 15,09 miliar. 

Namun sayang, meski memiliki kinerja keuangan yang baik tak semua sahamnya ramai ditransaksikan atau likuid. Ambil contoh, pada perdagangan Jumat (11/7), RISE hanya ditransaksikan sebanyak 191 kali dengan total nilai transaksi Rp 466,1 juta. 

Contoh lain, saham PEVE yang hanya ditransaksikan sebanyak 201 kali atas 1,06 juta saham. Sepanjang hari, nilai transaksi emiten yang bergerak di bidang distribusi produk farmasi ini mencapai Rp 351,4 juta. 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati dari sembilan saham yang ada, hanya CLEO dan AVIA yang aktif diperdagangkan. Bukan tanpa alasan, kedua emiten itu punya fundamental yang baik. 

“Terlepas kedua emiten ini masih mampu meningkatkan kinerja fundamentalnya, tetapi secara teknikal saham CLEO masih dalam fase downtrend dan AVIA sideways,” jelasnya kepada Kontan, Minggu (13/7). 

Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan wait and see CLEO karena masih dalam fase downtrend. Sementara untuk AVIA, dia merekomendasikan akumulasi beli dengan target harga di Rp 5.400 per saham.

Baca Juga: Menakar Peluang Saham Prajogo Pangestu BREN, PTRO dan CUAN Masuk Indeks MSCI

Selanjutnya: Unitlink Saham Prudential Raup Imbal Hasil 8,91% pada Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×