Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pelemahan dolar AS membuka kesempatan bagi rupiah untuk unjuk gigi menguat. Namun, sentimen domestik bisa saja membatasi laju penguatan rupiah.
Data Bloomberg menunjukkan rupiah melemah 0,23% dari perdagangan sebelumnya ke level Rp 16.287 per dolar AS pada Selasa (27/5) hari ini. Namun pelemahan ini tak cuman menimpa rupiah, tetapi juga dirasakan mata uang lainnya seiring penguatan indeks dolar AS (DXY) ke kisaran level 99 bps.
Lagipula Research & Development PT Trijaya Pratama Futures Alwy Assegaf menilai penguatan dolar AS hari ini hanya efek sementara teknikal rebound. Hingga akhir tahun nanti, dolar AS masih berpotensi melemah dengan tekanan dari kekhawatiran fiskal negaranya.
Nah, itu bisa menjadi angin segar bagi rupiah, mengingat pelemahan dolar AS biasanya otomatis mengangkat nilai valuta lain.
Namun menengok April lalu, sempat terjadi pergerakan anomali pada rupiah, yang tetap melemah meskipun DXY juga sedang turun.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Rebound Teknikal Dukung Penguatan Dolar AS
Pada 8 April 2025, Trading Economics mencatat DXY mengalami penurunan harian 0,29%. Di saat yang sama, rupiah malah ikut melemah 1,22% secara harian.
Pun, momentum pelemahan dolar AS saat ini bisa saja tak berdampak maksimal.
“Ada sejumlah faktor domestik yang mungkin menahan laju rupiah,” sebut Alwy kepada Kontan, Selasa (27/5).
Pertama, terkait kebijakan fiskal Indonesia pasca pemilu, termasuk pengendalian defisit dan pembiayaan utang. Alwy menilai, meski sebenarnya isu lama, hal ini ke depannya bisa saja memberatkan sentimen terhadap pasar Indonesia, termasuk rupiah.
Baca Juga: Rupiah Berbalik Melemah Tipis ke Rp 16.256 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (27/5)
Kedua, terkait suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). “Para investor asing masih wait and see terhadap outlook suku bunga BI ke depan. Terutama jika The Fed juga mulai melonggarkan kebijakan,” kata Alwy.
Dus, soal ketergantungan Indonesia terhadap impor energi. Ini bisa saja membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kian membengkak yang juga berkaitan dengan kekhawatiran defisit.
Di luar itu, Alwy masih optimistis rupiah bisa memanfaatkan dengan maksimal momentum pelemahan dolar AS hingga akhir tahun. Proyeksinya, rupiah bisa bergerak di rentang Rp 15.200 – Rp 15.500 per dolar AS pada pengujung tahun nanti.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,23% ke Rp 16.287 per Dolar AS pada Selasa (27/5)
Selanjutnya: BBRI dan ANTM Teratas, Intip Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing, Selasa (27/5)
Menarik Dibaca: Ingin Kaya di 2025? Ini 5 Realita yang Harus Anda Tanggung, Tapi Layak Diperjuangkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News