kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.305   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.080   122,90   1,77%
  • KOMPAS100 1.053   23,69   2,30%
  • LQ45 827   25,88   3,23%
  • ISSI 213   1,79   0,85%
  • IDX30 425   13,62   3,31%
  • IDXHIDIV20 508   17,23   3,51%
  • IDX80 120   2,84   2,41%
  • IDXV30 124   2,46   2,02%
  • IDXQ30 140   4,41   3,25%

Kinerja Emiten Konstruksi Bakal Terdampak PPN 12%, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 08 Desember 2024 / 16:37 WIB
Kinerja Emiten Konstruksi Bakal Terdampak PPN 12%, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Proyek pembangunan gedung yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Tbk? (WIKA) dan PT PTPP Tbk di Jakarta, Senin (14/10/2024). Kinerja emiten konstruksi, baik BUMN Karya maupun swasta masih berat, sayangnya, sektor ini masih mendapat tantangan tambahan kenaikan PPN 12%.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Sukarno melihat, kenaikan PPN 12% di awal tahun 2025 akan memberikan dampak yang kompleks terhadap kinerja emiten konstruksi.

Emiten konstruksi yang akan dirugikan adalah mereka yang mengandalkan proyek-proyek swasta dan sangat sensitif terhadap perubahan harga.

Sedangkan, emiten yang akan diuntungkan adalah mereka yang memiliki proyek-proyek jangka panjang, dengan kontrak yang sudah fixed price atau memiliki kemampuan untuk menaikkan harga jual.

“Emiten BUMN Karya cenderung akan lebih terdampak negatif, karena skala proyeknya jauh lebih besar dan ada ketergantungan pada proyek pemerintah,” ungkapnya.

Ke depan, sentimen negatif untuk emiten konstruksi secara keseluruhan berasal dari kenaikan biaya produksi, persaingan yang ketat, dan ketidakpastian ekonomi global. Sedangkan, sentimen positif bisa datang dari proyek-proyek strategis pemerintah dan pemulihan ekonomi.

Dilihat dari penguatan pergerakan saham sejak awal tahun alias year to date (YTD), PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) masih jadi jawara. Kinerja saham RONY naik 182,09% YTD.

“Industri konstruksi per hari ini masih minim sentimen positif, jadi belum bisa memberikan penguatan untuk mayoritas saham konstruksi,” paparnya.

Baca Juga: Sejumlah Emiten BUMN Restrukturisasi Utang, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sukarno melihat, kinerja saham emiten konstruksi juga masih bervariasi dan ada yang tidak mencerminkan kinerja dari masing-masing emitennya. Alhasil, Sukarno masih merekomendasikan wait and see untuk emiten konstruksi.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, kinerja emiten BUMN Karya cenderung lebih baik dibandingkan emiten konstruksi swasta.

Alasannya, karena emiten BUMN Karya mampu mendapatkan perolehan nilai kontrak baru yang lebih tinggi lantaran terlibat langsung dalam pembangunan proyek strategis nasional (PSN).

“Kenaikan PPN 12% juga akan memberatkan, tetapi jika emiten bisa meningkatkan perolehan kontrak baru, hal itu bisa tertutupi,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (8/12).

Terkait pergerakan saham, Nafan juga melihat kinerja saham emiten BUMN Karya lebih baik dibandingkan emiten swasta. “Selain WSKT, saham emiten BUMN Karya lebih likuid dibandingkan emiten swasta,” tuturnya.

Baca Juga: PTPP Ungkap Progres Merger dengan WIKA Masih Dalam Proses Kajian

Namun, hal itu bukan berarti kinerja emiten BUMN Karya sudah tak menghadapi tantangan. Emiten konstruksi pelat merah masih dibayangi sentimen buruk dari arus kas negatif.

“Tantangan itu harus segera dimitigasikan dengan menerapkan tata kelola perusahaan alias good corporate governance yang baik,” ungkapnya.

Nafan pun merekomendasikan accumulate untuk ADHI, PTPP, dan WIKA dengan target harga masing-masing Rp 276 per saham, Rp 418 per saham, dan Rp 358 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×