kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Ethereum Melesat 80%, ETF dan Fusaka Fork Jadi Katalis Utama


Rabu, 23 Juli 2025 / 19:52 WIB
Ethereum Melesat 80%, ETF dan Fusaka Fork Jadi Katalis Utama
Representasi dari mata uang kripto Bitcoin dan Ethereum ditempatkan pada motherboard PC dalam ilustrasi ini diambil pada 29 Juni 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.

Harga Ethereum menguat lebih dari 80% dari level terendahnya bulan Juni 2025. Pada Juli 2025, harga Ethereum menembus kisaran US$ 3.800.

Kenaikan harga Ethereum didorong kombinasi akumulasi besar-besaran dari investor institusi, lonjakan dana masuk ke ETF berbasis ETH, serta ekspektasi tinggi terhadap pembaruan jaringan besar bertajuk Fusaka Fork yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025. 

Menurut laporan terbaru CoinShares, produk ETF Ethereum mencatat inflow mingguan sebesar US$ 2,12 miliar hingga 19 Juli 2025, hampir dua kali lipat rekor sebelumnya yang berada di angka US$ 1,2 miliar.

Total inflow ini juga mendorong arus masuk global ke ETF kripto ke level tertinggi sepanjang masa, dengan total aset kripto yang dikelola (AUM) mencapai US$ 220 miliar.

Baca Juga: Makanan Mengandung Babi Bisa Jadi Penyebab Utama Asam Urat, Ini Alasannya!

Di sisi lain, Fusaka Fork dipandang sebagai tonggak penting dalam roadmap Ethereum. Pembaruan ini akan membawa peningkatan signifikan pada skalabilitas, efisiensi gas fee, dan kompatibilitas dengan teknologi layer-2. 

Fusaka akan mencakup 11 Ethereum Improvement Proposals (EIP), termasuk EIP-7825 untuk memperkuat ketahanan jaringan terhadap serangan dan mempercepat proses scaling.

Salah satu fitur penting adalah kenaikan gas limit hingga 150 juta, yang akan menurunkan biaya transaksi dan meningkatkan throughput jaringan. 

Vice President platform investasi kripto Indodax Antony Kusuma menilai lonjakan inflow ini adalah sinyal kuat bahwa Ethereum memasuki fase baru adopsi institusi.

“Inflow ETF Ethereum sebesar US$ 2,12 miliar hanya dalam satu minggu, menunjukkan ETH tidak lagi dipandang sekadar aset alternatif, melainkan aset inti dalam portofolio institusi global," kata Antony dalam siaran pers, Rabu (23/7/2025).

"Apalagi, dengan total aset kripto yang dikelola mencapai US$ 220 miliar dan tren positif selama 14 pekan, Ethereum kini menjadi benchmark untuk inovasi Web3,” ungkap Antony.

Baca Juga: Menpan RB: Efisiensi Bukan Jadi Sebab Utama Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK

Antony menambahkan, pembaruan Fusaka Fork menjadi katalis fundamental yang memperkuat struktur jaringan.

“Fusaka Fork bukan sekadar upgrade teknis. Dengan 11 EIP, peningkatan gas limit ke 150 juta, serta integrasi layer-2 yang lebih dalam, Ethereum akan lebih efisien, lebih murah, dan lebih cepat. Ini akan memicu pertumbuhan aplikasi DeFi, NFT, dan sektor gaming berbasis blockchain. Dampaknya, permintaan ETH bisa semakin menguat,” jelasnya.

Optimisme terhadap Ethereum juga diperkuat oleh dukungan tokoh-tokoh publik. Salah satunya adalah Presiden AS Donald Trump, yang melalui laporan publik diketahui menambah portofolio kripto miliknya dengan Ethereum.

Hal ini turut membentuk persepsi bahwa ETH kini semakin diterima.

Antony juga menyoroti faktor psikologis dari dukungan figur publik,

“Ketika nama besar seperti Donald Trump memegang 70.143 ETH setara Rp 4,3 triliun, ini memberi sinyal bahwa Ethereum sudah diterima di level tertinggi. Ditambah akumulasi besar oleh institusi seperti BitMine (300.000 ETH) dan SharpLink (206.000 ETH), prospek ETH ke depan semakin solid,” tutur Antony.

Di Indonesia, Ethereum terus menjadi salah satu aset favorit pengguna Indodax.

Baca Juga: Ethereum Unjuk Gigi Dekati US$ 4.000, Ada Institusi dan Trump Gencar Beli

Saat ini, Ethereum menempati posisi keempat di pasar IDR Indodax dengan volume perdagangan lebih dari Rp 5,7 triliun pada periode 1 Januari hingga 21 Juli 2025, berada tepat di bawah Bitcoin (BTC) Rp 14,27 triliun, Ripple (XRP) Rp 8,9 triliun, dan Fartcoin Rp 8,3 triliun.

Menurut Antony, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap potensi Ethereum terus meningkat, terutama karena proyek ini memiliki ekosistem yang sangat aktif di sektor DeFi, NFT, dan Web3.

“Ethereum adalah fondasi dari banyak inovasi di ruang kripto. Komunitas dan proyek-proyek yang lahir di atas jaringan ini menciptakan nilai nyata, dan hal ini menarik minat investor Indonesia,” ucapnya.

Namun, Antony juga mengingatkan bahwa seperti aset digital lainnya, Ethereum tetap memiliki volatilitas yang tinggi. Ia menyarankan para investor untuk tidak terjebak hype dan tetap berpegang pada strategi yang disiplin, seperti Dollar-Cost Averaging (DCA).

Baca Juga: ETF Emas Bisa Jadi Alternatif Investasi IKNB

“Investor yang konsisten akan lebih stabil dalam jangka panjang. Dengan menggunakan strategi DCA, kita bisa mengurangi efek fluktuasi harga dan tetap fokus pada nilai fundamental Ethereum itu sendiri,” kata Antony.

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Ethereum (ETH) Menguat, Ini Penyebabnya Menurut Indodax" 

Selanjutnya: Chandra Asri (TPIA) Lepas 29,5 Juta Saham Chandra Daya (CDIA), Raup Rp 44,7 Miliar

Menarik Dibaca: Fitur Lifestyle Hadir di PLN Mobile, Perluas Layanan ke Ranah Hiburan dan Gaya Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×