Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten unggas konstituen LQ 45 yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan kinerja positif pada periode tiga bulan pertama tahun 2025.
CPIN mencatatkan kinerja laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,53 triliun pada kuartal I-2025. Perolehan itu meningkat 116,16% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 711,03 miliar. Sementara, penjualan CPIN pada periode tiga bulan pertama tahun 2025 mencapai Rp 17,7 triliun, meningkat 11,26% dari Rp 15,91 triliun.
Secara rinci, penjualan CPIN yang berasal dari pos ayam pedaging tercatat Rp 8,85 triliun pada kuartal I-2025. Segmen pakan mencapai Rp 4,78 triliun, ayam olahan mencapai Rp 3,02 triliun, anak ayam usia sehari Rp 729,01 miliar dan pendapatan lain-lain mencapai Rp 302,82 miliar.
Kemudian, JPFA melaporkan laba Rp 680,41 miliar pada kuartal I-2025, meningkat 2,34% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 664,82 miliar. Penjualan bersih perusahaan tercatat Rp 14,33 triliun pada periode tiga bulan pertama tahun 2025, meningkat 2,92% dari posisi yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 13,92 triliun.
Adapun penjualan JPFA dari segmen peternakan komersial mencapai Rp 5,57 triliun, pakan ternak Rp 3,87 triliun, pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen Rp 2,55 triliun, budidaya perairan Rp 1,16 triliun, pembibitan unggas Rp 841,44 miliar dan perdagangan lain-lain Rp 587,74 miliar.
Baca Juga: Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Merugi Rp 28,52 Miliar, Cermati Rekomendasinya
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai bahwa pertumbuhan kinerja JPFA dan CPIN saat ini lebih ditopang oleh penurunan harga jagung dan volume penjualan yang relatif stabil.
Namun demikian, Azis menyoroti bahwa pertumbuhan pendapatan atau top line yang terbatas juga mencerminkan adanya tekanan terhadap daya beli masyarakat.
"Disisi lain emiten poultry juga masih akan dihadapi adanya potensi peningkatan kuota impor, sehingga ada potensi untuk adanya oversupply," kata Azis kepada Kontan, Senin (5/5).
Ia juga memperkirakan kinerja emiten unggas akan cenderung melemah pada kuartal II dan III 2025, seiring normalisasi daya beli masyarakat pasca Lebaran serta minimnya momentum perayaan yang biasanya mendorong konsumsi unggas.
Dus, Azis merekomendasikan saham JPFA dengan strategi buy dan target harga Rp 2.420 per saham.
Sementara itu, Investment Analyst dari Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menjelaskan bahwa kinerja positif JPFA dan CPIN pada kuartal I 2025 didorong oleh beberapa faktor utama.
Misalnya, penurunan harga jagung sebagai bahan baku pakan dan stabilnya harga ayam sepanjang periode tersebut memberikan dampak positif terhadap margin perusahaan.
Selain itu, peningkatan permintaan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri turut menjadi katalis pertumbuhan pendapatan di kuartal tersebut.
Memasuki kuartal II dan III tahun ini, meskipun tidak ada momen festive besar, kinerja kedua emiten diperkirakan tetap stabil.
"Proyeksi kenaikan kebutuhan protein hewani, stabilitas harga pakan, efisiensi operasional, serta potensi ekspansi pasar menjadi pendorong utama kelanjutan kinerja positif mereka," ujar Ekky kepada Kontan, Senin (5/5).
Untuk strategi investasi, JPFA dapat mulai diakumulasi di area Rp 1.700–Rp 1.750 dengan target penguatan ke Rp 1.900, dan potensi berlanjut ke Rp 2.100 jika tren menguat.
Sementara itu, CPIN diperkirakan akan menguji target terdekat di Rp 5.000 dan berpotensi melanjutkan kenaikan ke Rp 5.600 apabila momentum berlanjut.
Baca Juga: Kinerja Sido Muncul (SIDO) Turun di Kuartal I 2025, Cek Rekomendasi Sahamnya
Selanjutnya: Masih Hadapi Tantangan, Begini Strategi Pegadaian Dorong Kinerja Bisnis Bullion
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (6/5): Cerah hingga Diguyur Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News