kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

IHSG Berpeluang Menembus 7.300 di Juni, Ini Sektor Unggulan yang Bisa Dicermati


Kamis, 29 Mei 2025 / 17:29 WIB
IHSG Berpeluang Menembus 7.300 di Juni, Ini Sektor Unggulan yang Bisa Dicermati
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten di zona hijau sejak pembukaan hingga penutupan perdagangan di Jakarta. Kiwoom Sekuritas Indonesia memproyeksikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak menguat pada bulan Juni 2025, dengan kecenderungan menembus level resistance 7.300. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/28/04/2025


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kiwoom Sekuritas Indonesia memproyeksikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak menguat pada bulan Juni 2025, dengan kecenderungan menembus level resistance 7.300. 

Sentimen positif berasal dari kombinasi stimulus fiskal pemerintah, stabilitas nilai tukar rupiah, serta potensi arus masuk dana asing yang lebih besar.

Baca Juga: BEI Umumkan Evaluasi Mayor Indeks Syariah, BRPT dan JSMR Jadi Sorotan

Dalam riset bulanan yang dirilis Rabu (28/5), Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menyebutkan bahwa secara historis IHSG cenderung mencatatkan kinerja positif setiap bulan Juni sejak 2020. 

Berdasarkan pola tersebut, Kiwoom memproyeksikan IHSG akan bergerak sideways cenderung menguat, dengan kisaran 7.000-7.300.

“Jika didukung oleh net buy asing yang konsisten, penguatan rupiah, dan sentimen window dressing menjelang akhir semester, bukan tidak mungkin IHSG akan berhasil breakout dari resistance 7.300,” ujar Liza dalam risetnya, (28/5).

Ini Penopangnya

Salah satu pendorong utama optimisme pasar adalah peluncuran enam kebijakan stimulus oleh pemerintah mulai 5 Juni 2025, yang meliputi bantuan subsidi upah (BSU), bantuan pangan, serta diskon tarif listrik dan transportasi. 

Selain itu, momentum libur panjang sekolah dan diskon tarif tol juga diperkirakan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan mendorong sektor transportasi dan wisata.

Liza juga mencermati pemangkasan suku bunga penjaminan simpanan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dari 4,25% menjadi 4,00%, yang menjadi sinyal pelonggaran likuiditas dan memicu rotasi aset dari deposito ke instrumen berisiko seperti saham.

Baca Juga: IHSG Turun 0,32% ke 7.175, Rabu (28/5), BRPT, MAPA, AMRT Top Losers LQ45

Dari sisi moneter, pemangkasan suku bunga BI Rate ke 5,50% memberi ruang tambahan bagi perbankan dan sektor riil. Sementara itu, arah kebijakan The Fed yang dinanti dalam FOMC Meeting Juni-Juli menjadi faktor eksternal penting. 

“Meski probabilitas pemangkasan suku bunga acuan AS masih di bawah 50%, bilaThe Fed mulai mengisyaratkan sikap dovish, arus modal ke emerging market seperti Indonesia berpotensi meningkat,” ujar Liza.

Kiwoom juga melihat peluang penguatan nilai tukar rupiah ke level Rp 16.000 per dolar AS, terutama jika The Fed mulai menunjukkan sinyal pivot. Stabilitas nilai tukar akan memperkuat kepercayaan investor asing terhadap aset domestik, baik di pasar saham maupun obligasi.

Berikut sektor unggulan yang menjadi pilihan utama Kiwoom untuk Juni 2025 :

  • Konsumsi dan Ritel

PT  Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Unilever Tbk (UNVR).

Mereka didukung oleh stimulus pemerintah dan peningkatan belanja masyarakat saat liburan.

  • Transportasi dan Pariwisata

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

Emiten tersebut didorong oleh lonjakan mobilitas masyarakat selama musim liburan.

  • Perbankan dan Multifinance

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT BFI Finance (BFIN)

Mereka mendapat manfaat dari penurunan suku bunga dan potensi kenaikan permintaan kredit.

  • Properti dan Semen

PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)

Eminten tersebut diuntungkan oleh turunnya cost of fund dan peningkatan minat beli rumah.

  • Teknologi dan Data Center

PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII)

Permintaan tetap solid di tengah percepatan digitalisasi menjadi penopang emiten-temen tersebut.

  • Energi dan Komoditas

PT IndoTambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Pertamina Geoenergy Tbk  (PGEO):

Emiten tersebut menarik dalam jangka menengah seiring arah RUPTL PLN 2025-2034.

Selanjutnya: Masuk Tahap Finalisasi, Menaker Pastikan Satgas PHK Segera Launching

Menarik Dibaca: Ekspansi Halodoc, Melalui Sektor Pendidikan : Halodoc Academy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×