Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola Rumah Sakit Mayapada, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) mencatatkan penurunan laba signifikan 694,1% pada kuartal I 2025. Setahun lalu perseroan masih membukukan laba Rp 4,75 miliar, tetapi kini berbalik merugi Rp 28,52 miliar.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menilai hal ini didorong beberapa faktor, salah satunya adalah beban langsung yang naik 10% YoY menjadi Rp 572 miliar dan kenaikan pembayaran beban keuangan.
“Kami berpandangan kinerja ditekan oleh berjalannya pembayaran bunga utang. Saat ini SRAJ juga baru menerbitkan surat utang sebesar US$125 juta di kuartal I 2025,” terang Audi pada Kontan, (4/5).
Baca Juga: Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Bukukan Kerugian Rp 28,52 Miliar di Kuartal I-2025
Namun, ia juga menilai bahwa fokus ekspansi pada rumah sakit Mayapada dan alat medis di Jakarta dan Batam akan menjadi sentimen positif untuk kinerja SRAJ ke depannya.
Di sisi lain, sejumlah tantangan tetap membayangi. Audi menyebut dua risiko utama yang dihadapi SRAJ, yaitu ketergantungan impor alat medis, mengingat kebutuhan teknologi mumpuni yang belum tersedia secara lokal.
“Juga utang SRAJ dalam mata uang dolar AS (USD). Jika terjadi depresiasi rupiah, bukan tidak mungkin margin SRAJ akan menurun, tambahnya.
Meski mencatat kerugian, Ia menilai RSAJ masih memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan emiten rumah sakit lainnya. Salah satunya adalah fokus pada segmen premium, dengan layanan unggulan di bidang jantung, neurologi, ortopedi, hingga kanker.
Baca Juga: Pengendali Jual 1,04 Miliar Saham Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ)
Selain itu, SRAJ juga menjalin kerja sama strategis dengan National University Hospital (NUH) Singapura dan Ewha Womans University Korea untuk pertukaran keahlian medis dan rujukan pasien.
Dari sisi valuasi, harga saham SRAJ saat ini dinilai berada pada level yang cukup premium dibandingkan kompetitornya, baik dari rasio price to earnings (PER) maupun price to book value (PBV).
Audi belum memberikan rekomendasi resmi terhadap saham SRAJ. Namun, secara teknikal, investor disarankan untuk menahan (hold) saham ini, mengingat harga saat ini sudah berada di area jenuh beli (overbought).
“Untuk saat ini, target resistance berada di level Rp 3.200, sementara support diperkirakan di level Rp 2.940,” pungkasnya.
Selanjutnya: PTPP Sebut Realisasi Peningkatan Stasiun Tanah Abang Tahap I Sudah 98,8%
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Denpasar Dominan Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News