Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan penurunan kinerja di kuartal I 2025. Pendapatan dan laba bersih SIDO kompak merosot pada tiga bulan pertama tahun ini.
SIDO mencatatkan penjualan sebesar Rp 789,1 miliar di kuartal I 2025. Angka itu turun 25,09% secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp 1,05 triliun.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 40,34% yoy menjadi Rp 232,94 miliar. Di kuartal I 2024, Sido Muncul masih meraup laba Rp 390,49 miliar.
Analis Indo Premier Sekuritas, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan menyebutkan, hasil kinerja kuartal I 2025 SIDO berada di bawah ekspektasinya dan konsensus. Penurunan kinerja itu terjadi di tengah lesunya penjualan segmen herbal sebesar 42,1%.
Tertekannya segmen herbal ini sebagian dipicu efek basis tinggi di kuartal I 2024, yang tumbuh 16,1% yoy dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun sebesar 8,2%. Faktor lain adalah peningkatan level inventaris distributor akibat promosi 'last bite' di Desember 2024.
Selain itu, SIDO juga menaikkan harga Tolak Angin sebesar 2%-3% awal tahun ini, di tengah lesunya daya beli. "Sehingga kami perkirakan volume penjualan herbal akan turun sekitar 45% yoy di 2025," tulis Andrianto dan Nicholas dalam riset, Senin (5/5).
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) akan Bagi Dividen Rp 630 Miliar, Catat Jadwalnya!
Dari margin laba kotor (Gross Profit Margin/GPM), segmen herbal SIDO di kuartal I 2025 turun menjadi 61,2% dari kuartal I 2024 sebesar 71,5%. Ini akibat kenaikan biaya 'overhead' dan perlambatan penjualan.
Sebaliknya, GPM segmen makanan dan minuman di kuartal I 2025 membaik menjadi 45,8% atau naik 400 basis poin yoy, didukung penurunan biaya bahan baku gula sebesar 14,1%.
Secara keseluruhan, Andrianto dan Nicholas melihat tertekannya kinerja SIDO akibat kenaikan biaya operasional, dengan rasio biaya operasional terhadap penjualan meningkat menjadi 17,3%. Lalu, disertai peningkatan pengeluaran untuk promosi dan iklan sebesar 6,5% dan gaji terhadap penjualan sebesar 5,8%, yang menyebabkan margin EBIT turun menjadi 35%.
"Secara keseluruhan, margin laba bersih tercatat sebesar 29,5% atau turun 755 basis poin," paparnya.
Karenanya, saat ini Indo Premier Sekuritas mempertahankan peringkat hold untuk saham SIDO dengan target harga Rp 625 per saham. Adapun risiko utama dari penilaian tersebut adalah faktor daya beli yang rendah untuk produk utama, yaitu Tolak Angin di tengah kondisi daya beli yang sedang lemah.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Percepat Eksekusi Buyback Saham, Ini Jadwalnya!
Selanjutnya: Minimalisir Beban Akibat Pelemahan Rupiah, BUAH Mulai Gunakan Yuan China (RMB)
Menarik Dibaca: Aplikasi World Buka Suara Terkait Izin Operasional di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News