kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Instrumen investasi saham paling jeblok pada kuartal I-2020, seperti apa prospeknya?


Kamis, 02 April 2020 / 20:11 WIB
Instrumen investasi saham paling jeblok pada kuartal I-2020, seperti apa prospeknya?
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang menyebar sejak awal tahun harus membuat para investor berbasis saham gigit jari. Bagaimana tidak, sepanjang kuartal I-2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 27,95%. Catatan tersebut sekaligus menjadikan investasi saham sebagai investasi dengan return terburuk pada kuartal I-2020.

Tak hanya saham, obligasi juga turut terdampak imbas pandemi virus corona. Sepanjang kuartal I-2020, obligasi pemerintah yang tercermin dari indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) yang harus terkoreksi 8,51% sepanjang kuartal I-2020.

Baca Juga: Market cap IDX BUMN20 tergerus Rp 616,68 triliun, ini 10 saham yang anjlok terdalam

Sementara itu, obligasi korporasi bernasib lebih baik. Indobex Corporate Bond tercatat mengalami koreksi tipis sebesar 0,15% pada kuartal I-2020 kemarin.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan prospek membaiknya kinerja saham dan obligasi bergantung pada seperti apa penanganan pandemi virus corona. Khususnya penanganan di Amerika Serikat yang menjadi acuan saham dunia dalam waktu pandemik saat ini.

“Jika penanganan bisa dilakukan secara cepat, kemungkinan besar rebound juga akan berlangsung cepat. Begitu pun sebaliknya, jika lambat maka rebound pun akan ikut lambat,” ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Kamis (2/4).

Rudiyanto optimistis pemulihan pasca virus corona di Amerika Serikat akan berpotensi berbentuk V-shape. Pasalnya, krisis yang terjadi kali ini bersifat force majeure. Sehingga tidak ada pihak yang bisa disalahkan selain virus itu sendiri.

Untuk itu, Rudiyanto menilai proses pemberian stimulus akan lebih mudah dan merata ke masyarakat dan perusahaan yang dianggap terdampak. Hal tersebut membuat ekonomi akan tumbuh lebih cepat sehingga cenderung berbentuk V-Shape daripada U-Shape.

“Untuk pasar modal, dari pengamatan beberapa hari terakhir, mulai ada riset yang menyarankan untuk membeli saham-saham dengan valuasi murah. Selain itu, pergerakan saham AS juga tidak terlalu fluktuatif meskipun pertambahan pasien baru masih banyak,” terang Rudiyanto.

Baca Juga: Banyak tekanan di kuartal I-2020, emas dan obligasi bisa jadi pilihan ke depan

Dengan demikian, Rudiyanto melihat ada kemungkinan investor sudah mulai memperkirakan akhir dari pandemik semakin dekat. Selain itu, saat ini tanda-tanda kurva pasien baru AS yang mulai mendekati puncak.

“Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama sudah mencapai puncak kurva dan segera turun. Sehingga akan direspon positif oleh pelaku pasar dan bisa segera rebound,” pungkas Rudiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×