kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini rekomendasi analis untuk saham big caps yang mengisi 10 besar laggard IHSG


Sabtu, 22 Agustus 2020 / 09:25 WIB
Ini rekomendasi analis untuk saham big caps yang mengisi 10 besar laggard IHSG
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan logo IDX di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham berkapitalisasi pasar besar masih bertengger di sepuluh teratas laggard Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2020.

Sebut saja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Padahal, IHSG sendiri sudah memperlihatkan perbaikan performa beberapa bulan belakangan ini. Selama satu bulan terakhir, IHSG naik 4,39% serta meningkat 14,91% dalam tiga bulan ke belakang.
Pada Rabu (19/8), IHSG ditutup turun 0,42% ke level 5.272,81.

Baca Juga: Saham big cap di bursa AS didominasi perusahaan teknologi, Indonesia perbankan

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama berpendapat, saham-saham tersebut bertengger sebagai laggard IHSG seiring denganĀ  investor yang melakukan aksi ambil keuntungan. Mengingat, harga saham-saham ini sudah naik cukup tinggi.

TLKM misalnya, sejak IHSG mencapai posisi terendah di 3.911 pada 24 Maret 2020, saham TLKM sudah pernah mencapai harga Rp 3.540 per saham. Begitu juga dengan BMRI yang pernah mencapai level Rp 6.275 per saham.

Di sisi lain, TLKM pernah merosot ke posisi terendah di Rp 2.550 dan BMRI Rp 3.660 per saham. Saat ini, harga TLKM per sahamnya adalah sebesar Rp 3.000 dan BMRI Rp 6.100.

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, beberapa saham tersebut menjadi laggard IHSG karena secara fundamental memang tidak menarik dan beberapa tidak likuid. Meskipun begitu, ia melihat kesempatan untuk mengakumulasi beberapa saham yang masih memiliki prospek bagus.

"Secara umum, perusahaan seperti TLKM, BBNI, BMRI, dan PGAS masih cukup menarik karena kinerja yang tergolong masih cukup baik," ungkap Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/8). Terlebih lagi, valuasi keempat saham tersebut sudah tergolong murah.

Baca Juga: IHSG pekan ini menguat, tertopang membaiknya neraca pembayaran Indonesia

Dibandingkan dengan harga satu tahun yang lalu, harga saham TLKM saat ini masih lebih rendah 29,91% dan BMRI -21,54%. Bahkan PGAS terkoreksi 34,75% dan BBNI -38,79%. Chris merekomendasikan buy saham TLKM dengan target harga Rp 3.400 per saham, BMRI Rp 7.200, PGAS Rp 1.800, dan BBNI Rp 6.000 per saham.

Bernada serupa, Okie juga menilai, saham BMRI, BBNI, dan PGAS menarik untuk dikoleksi. Menurut Okie, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat menopang pertumbuhan BMRI dan BBNI.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×