Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Terlebih lagi, saat ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga cukup tegas dalam menjaga stabilitas kebijakan moneternya. Meskipun rasio kredit bermasalah diproyeksikan meningkat, namun ia melihat adanya potensi perbaikan dari net interest margin (NIM) kedua emiten tersebut pada tahun ini.
Untuk PGAS, ia menilai bisnis gas alam masih cukup prospektif selama intervensi tidak memberikan tekanan pada produsen gas dan permintaan dari kawasan industri tetap tinggi. Apalagi, energi terbarukan menjadi prioritas pengembangan pemerintah, baik dalam negeri maupun luar negeri untuk ke depannya.
Baca Juga: Asing paling banyak melepas saham-saham ini kemarin, Rabu (19/8)
Selain itu, Indonesia juga masih memiliki cadangan gas alam yang cukup besar, yakni 2,8 triliun meter kubik atau 97 triliun kaki kubik. "Meskipun tidak lebih besar dari Rusia, Iran, dan Qatar, tetapi saat ini Indonesia menjadi eksportir terbesar gas alam pada pasar dunia," kata Okie.
Ia merekomendasikan investor untuk mengakumulasi beli saham BMRI dengan target harga Rp 7.025 per saham, BBNI Rp 6.125, dan PGAS Rp 1.570 per saham. Meskipun begitu, ia memprediksi, ketiga saham ini akan turun terlebih dahulu dalam jangka pendek
"Investor dapat memperhatikan secara ketat apabila adanya potensi reversal dalam jangka waktu pendek. Penurunan tersebut dapat dijadikan momentum untuk melakukan pembelian secara bertahap," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News