kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.935   8,80   0,13%
  • KOMPAS100 1.005   0,60   0,06%
  • LQ45 778   0,81   0,10%
  • ISSI 221   0,03   0,02%
  • IDX30 404   0,79   0,20%
  • IDXHIDIV20 475   -0,42   -0,09%
  • IDX80 113   0,13   0,12%
  • IDXV30 116   0,47   0,41%
  • IDXQ30 131   -0,04   -0,03%

Ini Deretan Saham Penopang IHSG, Ada DCII, TPIA hingga GOTO


Rabu, 07 Mei 2025 / 21:00 WIB
Ini Deretan Saham Penopang IHSG, Ada DCII, TPIA hingga GOTO
ILUSTRASI. IHSG masih ditopang oleh saham-saham big caps. Sepanjang tahun berjalan ini, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) masih jadi penopang terbesar IHSG. ? KONTAN/Cheppy A. Muchlis/07/05/2025


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rally Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak akhir April 2025 masih terus berlanjut hingga akhir perdagangan Rabu (7/5). IHSG ditutup menguat 0,41% ke posisi 6.926,22. 

Namun sepanjang tahun berjalan ini, IHSG masih minus 2,17%. Masih di periode yang sama, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 52,44 triliun atau US$ 3,17 miliar. 

Kendati begitu, pergerakan IHSG masih ditopang oleh saham-saham big caps. Sepanjang tahun berjalan ini, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) masih menjadi penopang terbesar IHSG. 

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Naik Kamis (7/5) Usai FOMC The Fed, Cek Saham Jagoan Analis

Secara year to date (ytd) per Rabu (7/5), DCII sudah menguat 280,05% ke harga Rp 160.000 per saham. Lonjakan saham emiten yang terafiliasi dengan Toto Sugiri itu menyumbang kenaikan IHSG 155,78 poin.

Kemudian ada saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang sudah menguat 31,62% ke posisi Rp 48.700 dan berkontribusi terhadap IHSG sebesar 45,25 poin. 

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang masing-masing berkontribusi sebesar 34,23 poin, 30,71 poin dan 30,71 poin. 

 VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mencermati kenaikan saham-saham yang menjadi penopang IHSG didorong oleh sentimen kinerja keuangan. 

“Dan faktor eksternal seperti kenaikan harga komoditas. Namun beberapa emiten saat ini sudah masuk ke dalam area overbought,” jelasnya kepada Kontan, Rabu (7/5).

Audi mencermati secara teknikal saham ANTM, TPIA, DSSA dan PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) sudah masuk ke dalam area overbought sehingga rawan menyebabkan aksi profit taking. 

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menambahkan, penyebab kenaikan saham-saham penopang IHSG disebabkan oleh berbagai sentimen.

Misalnya, lanjut dia, ANTM dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat karena efek lonjakan harga emas. Sementara, DCII karena jumlah free float yang terbatas. 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,41% ke 6.926 pada Rabu (7/5), BRPT, ANTM, INCO Jadi Top Gainers LQ45

“Saham DCII naik bukan karena dukungan investor asing, melainkan karena saham ini memiliki jumlah free float yang terbatas dan cenderung ditahan oleh investornya,” kata Ekky. 

Ekky bilang jika investor asing kembali ke pasar saham, aliran dana akan mengalir ke sektor yang lebih likuid dan aman seperti perbankan atau saham blue chip.

Menurutnya, ANTM tetap berpotensi menjadi salah satu saham pilihan favorit investor asing. Ini mengingat prospek emas yang masih dalam tren positif. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan beberapa saham yang menjadi penopang IHSG masih memiliki potensi kenaikan.

Nico mencermati saham GOTO, TPIA, ANTM, BRMS, PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) masih punya peluang. 

“Karena kenaikan saat ini juga ditopang oleh membaiknya fundamental yang akan memberikan pengaruh terhadap daya tarik membeli saham itu dalam jangka pendek,” kata dia. 

Dari saham-saham yang menjadi penopang IHSG, saham pilihan Nico jatuh pada GOTO dengan target harga di Rp 92, BRMS di Rp 490, TPIA dengan target di Rp 9.300, RATU di Rp 5.800 dan BRMS di Rp 430.

Sementara itu, Audi merekomendasikan spec buy BNLI dan BRMS dengan masing-masing target harga di Rp 2.600 dan Rp 460. Kemudian buy on break RATU dengan target di Rp 6.900.

Di sisi lain, Ekky menilai BRMS menjadi salah yang paling menarik karena kenaikan harga sahamnya tergolong lagging dibandingkan saham emiten emas lainnya. BRMS baru break out dari level Rp 400 dan melanjutkan tren bullish yang solid. 

“Dengan demikian, BRMS berpotensi untuk trading jangka pendek dengan target harga terdekat di level Rp 450 per saham dan target utama di Rp 500,” jelasnya. 

Selanjutnya: Bakal Tender Offer Surat Utang Anak Usaha, Cek Rekomendasi Saham Medco (MEDC)

Menarik Dibaca: Yuk Catat Jadwal KRL Solo-Jogja Pada Kamis 8 Mei 2025 ke Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×