kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Harga Minyak Mentah Naik 1,4% Jumat (7/3), Rusia Isyaratkan Perubahan Strategi OPEC+


Jumat, 07 Maret 2025 / 22:42 WIB
Harga Minyak Mentah Naik 1,4% Jumat (7/3), Rusia Isyaratkan Perubahan Strategi OPEC+
ILUSTRASI. Harga minyak melanjutkan kenaikan pada Jumat (7/3), setelah Wakil Perdana Menteri Rusia mengisyaratkan bahwa OPEC+ dapat membatalkan peningkatan produksi setelah April.. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak melanjutkan kenaikan pada Jumat (7/3), setelah Wakil Perdana Menteri Rusia mengisyaratkan bahwa OPEC+ dapat membatalkan peningkatan produksi setelah April.

Namun, harga minyak masih berada di jalur penurunan lebih dari 3% secara mingguan akibat kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent naik 99 sen, atau 1,4%, menjadi US$70,45 per barel pada pukul 14.15 GMT.

Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 93 sen, juga 1,4%, menjadi US$67,29 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi pada Jumat (7/3) Pagi

Brent sempat menyentuh US$70,76 dan WTI mencapai US$67,68 setelah Alexander Novak dari Rusia menyatakan bahwa OPEC+ akan tetap menjalankan peningkatan produksi pada April tetapi mungkin mempertimbangkan langkah-langkah lain setelahnya.

“Saat menilai keseimbangan pasar minyak global, OPEC+ tampaknya meyakini bahwa pasar cukup kuat untuk menyerap tambahan produksi tanpa tekanan besar terhadap harga. Namun, sejauh ini pergerakan harga menunjukkan sebaliknya,” ujar Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group.

Secara mingguan, Brent turun 3,8%, mencatatkan penurunan terbesar sejak pekan 11 November, sementara WTI mengalami penurunan 3,6%—terbesar sejak pekan 21 Januari.

“Pernyataan kehati-hatian dari Novak pada dasarnya menegaskan kembali bahwa OPEC+ tetap bergantung pada kondisi pasar. Faktor-faktor ini akan menentukan apakah mereka tetap menjalankan rencana untuk secara bertahap mengakhiri pemotongan produksi sukarela mereka,” tambah Tchilinguirian.

Harga Brent sebelumnya merosot ke level terendah sejak Desember 2021 pada Rabu setelah data menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS dan OPEC+ mengumumkan keputusan untuk menambah produksi.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Pulih dari Titik Terendah Kamis (6/3), Brent Masih di Bawah US$70

Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, pasar kemungkinan bereaksi berlebihan terhadap keputusan OPEC+ terkait peningkatan produksi.

Namun, Novak menegaskan bahwa tambahan produksi hanya akan dilakukan jika pasar mampu menyerapnya tanpa mengganggu keseimbangan harga.

OPEC+ sebelumnya menyatakan akan menaikkan produksi sebanyak 138.000 barel per hari mulai April.

Sementara itu, dari sisi geopolitik, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa AS bertujuan untuk mengurangi ekspor minyak Iran hingga hampir nol.

Pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk memeriksa kapal tanker Iran di laut, menurut laporan Reuters pada Kamis yang mengutip sumber yang mengetahui kebijakan tersebut.

Pasar global terus bergejolak akibat kebijakan perdagangan AS yang berubah-ubah.

Baca Juga: Tarif 25% AS, Kargo Minyak Bakar Meksiko Mengalir ke Singapura dan Eropa

Pada Kamis (6/3), Trump menunda tarif 25% yang sebelumnya diberlakukan pada sebagian besar barang dari Kanada dan Meksiko hingga 2 April, meskipun tarif baja dan aluminium masih akan berlaku mulai 12 Maret.

Menurut analis Rystad Energy, Mukesh Sahdev, meskipun penundaan tarif ini memberi sedikit kelegaan bagi pasar, ketidakpastian kebijakan dan kekhawatiran kelebihan pasokan masih menjadi tantangan utama bagi harga minyak.

Di AS, pertumbuhan lapangan kerja meningkat pada Februari, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,1%.

Namun, meningkatnya ketidakpastian perdagangan dan pemangkasan anggaran federal dapat mengancam ketahanan pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×