Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak stabil pada hari Rabu (24/1), dengan Brent diperdagangkan mendekati level US$80 per barel.
Harga minyak diliputi sentimen dari paket stimulus ekonomi China dan ketegangan geopolitik yang diimbangi oleh kekhawatiran atas lemahnya permintaan dan penguatan dolar.
Harga minyak mentah Brent kontrak bulan depan turun 4 sen menjadi US$79,51 per barel pada 11.09 GMT.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 4 sen menjadi US$74,41 per barel.
Baca Juga: UPDATE Harga Minyak Rabu (24/1): Brent ke US$79,59 dan WTI ke US$74,41
Bank sentral China akan memotong jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan mulai tanggal 5 Februari, kata Gubernur Pan Gongsheng pada hari Rabu.
Kebijakan pemotongan tersebut merupakan yang pertama pada tahun ini seiring dengan upaya para pengambil kebijakan memperluas upaya untuk menopang pemulihan ekonomi yang rapuh.
“Langkah ini akan melepaskan 1 triliun yuan (U$139,45 miliar) ke pasar,” tambahnya.
Sementara itu, stok minyak mentah AS turun 6,67 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Januari, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Baca Juga: Konflik di Laut Merah, Distribusi Komoditas Impor Berpotensi Terdampak
Namun persediaan bensin meningkat sebesar 7,2 juta barel, memicu kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
Badan Informasi Energi (EIA), badan statistik Departemen Energi AS, akan merilis data tersebut pada Rabu malam.
Penguatan dolar AS juga membebani harga minyak karena permintaan dari pembeli dalam mata uang lain berkurang karena mereka harus membayar lebih untuk minyak dalam mata uang dolar.
Indeks dolar berada di dekat level tertingginya dalam enam minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu karena investor memperkuat ekspektasi bahwa The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dalam menghadapi ketahanan ekonomi AS.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik Efek Meningkatnya Eskalasi Konflik Timur Tengah
Ketegangan geopolitik, yang menyebabkan perubahan besar-besaran dalam perdagangan global, masih menjadi fokus.
“Meningkatnya risiko geopolitik, termasuk gangguan pengiriman baru-baru ini, akan menjaga harga minyak tetap premium,” kata lembaga pemeringkat Fitch pada hari Rabu.
“Namun, tanpa gangguan material terhadap produksi minyak aktual, atau peningkatan serangan yang lebih luas… kami tidak memperkirakan kenaikan yang kuat terhadap asumsi harga Brent sebesar US$80 per barel untuk tahun 2024,” tambahnya.
Koalisi 24 negara yang dipimpin oleh AS dan Inggris melancarkan serangan baru terhadap pejuang Houthi di Yaman pada hari Selasa.
Serangan itu bertujuan menghentikan serangan Houthi terhadap perdagangan global, kata Inggris dalam pernyataan bersama.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis pada Perdagangan Rabu (24/1) Pagi
AS mengatakan Houthi yang didukung Iran telah melancarkan 26 serangan sejak akhir November terhadap pelayaran komersial di Laut Merah, jalur pelayaran yang digunakan oleh sekitar 12% perdagangan minyak global sebelum serangan tersebut.
AS juga melakukan serangan terhadap milisi yang terkait dengan Iran di Irak pada hari Selasa, menyusul serangan terhadap pangkalan udara Irak yang melukai pasukan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News