Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Bollinger Bands merupakan alat analisis teknikal yang digunakan untuk memprediksi tren suatu pasar. Ketika Bollinger Bands menyempit, ini sering diikuti oleh peningkatan volatilitas yang kuat. Hal ini bisa membuat Bitcoin keluar dari kisaran harga antara US$ 29.000 hingga US$ 30.000.
“Mungkin kita akan menguji kisaran US$ 28.700 hingga US$ 29.000. Jika level dasar telah tercapai, seharusnya harga bisa bertahan. Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa Bollinger Bands bukanlah alat untuk memprediksi tren, dan tidak bisa mengindikasikan arah pergerakan Bitcoin secara pasti," imbuh Fyqieh.
Secara jangka pendek, Fyqieh melihat harga Bitcoin akan mengalami sideways hingga bulan September mendatang. Dalam kondisi ini, pelaku pasar dapat menerapkan strategi dollar-cost averaging (DCA) sebagai pilihan bijak untuk memperoleh potensi keuntungan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Bitcoin (BTC) Bergerak Mendatar, Bagaimana Prospeknya ke Depan?
Metode dollar-cost averaging melibatkan pembelian Bitcoin dalam jumlah tetap secara berkala, tanpa memperhatikan fluktuasi harian harga.
Dengan melakukan ini, dapat mengurangi dampak volatilitas pasar terhadap investasi. Perlu diingat bahwa pasar kripto sangatlah dinamis dan bisa sangat tidak stabil. Oleh karena itu, selalu pertimbangkan tingkat risiko yang siap tanggung sebelum berinvestasi.
“Jika memiliki tujuan jangka panjang dan bersedia untuk menghadapi fluktuasi pasar, maka strategi DCA bisa menjadi alat yang bermanfaat dalam membangun portofolio Bitcoin Anda seiring waktu," tutup Fyqieh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News