kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Bitcoin Naik, Ini Sentimen Penggeraknya


Selasa, 14 Maret 2023 / 20:52 WIB
Harga Bitcoin Naik, Ini Sentimen Penggeraknya
ILUSTRASI. Harga bitcoin menguat di tengah goyangnya harga Stablecoin USD Coin (USDC) seusai runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin menguat di tengah goyangnya harga Stablecoin USD Coin (USDC) seusai runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB). Melansir coinmarketcap, Selasa (14/3) pukul 19.55 WIB, harga bitcoin saat ini naik 16,70% dari hari kemarin ke US$ 25.918 per koin.

Harga bitcoin menguat sebesar 14,43% dalam sepekan. Public Relations Tokocrypto Bianda Ludwianto mengatakan, ada tiga alasan mengapa harga bitcoin naik.

Pertama, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengalami depresiasi atau penurunan nilai sejak akhir pekan lalu ke level 103, sehingga membuat bitcoin bergerak naik.

“Terjadi hubungan yang negatif antara kripto dan dolar AS, sehingga kenaikan harga bitcoin menjadi hal yang logis,” ujar Bianda kepada Kontan.co,id, Selasa (14/3).

Baca Juga: Harga Bitcoin Naik, Investor Disarankan Tetap Hati-hati

Kedua, banyak investor dan trader yang mengakumulasi kepemilikan bitcoin, terutama sejak kebangkrutan SVB. Menurut Bianda, saat harga Bitcoin turun dan stablecoin USDC bermasalah, banyak wallet dengan kepemilikan Bitcoin sebanyak 10 BTC hingga 10.000 BTC melakukan pembelian yang mencapai total 40.557 BTC.

“Data tersebut menandakan adanya kemungkinan penjualan USDC membuat harga Bitcoin mengalami kenaikan, terutama di akhir pekan kemarin,” ungkap dia.

Ketiga, banyaknya kabar positif terkait pemulihan SVB, Signature Bank, dan USDC. “Langkah penyelamatan dua bank ramah kripto dan kenaikan nilai USDC membuat kepercayaan investor terhadap kripto kembali,” tutur dia.

Bianda mengatakan, dalam jangka pendek, bitcoin memiliki momentum untuk terus reli naik. Meskipun begitu, masih terlalu dini untuk menyebutkan bitcoin tengah memasuki masa bull run.

“Jadi, meskipun reli bitcoin disambut baik, tetapi bitcoin belum menembus kisaran target, yaitu US$ 16.000-US$ 25.000,” kata dia.

Baca Juga: Meski Harga Naik, Bitcoin Dinilai Masih Volatile

Dari sisi analisis teknikal, bitcoin telah membuat pantulan menuju resistance di US$ 24.800, setelah mengalami penurunan harga yang cukup dalam.

Titik support terdekat saat ini berada di level US$ 23.880 cukup solid untuk menahan penurunan harga koin tersebut.

Bianda mengatakan, reaksi pasar diharapkan bisa positif sebagai respons atas komitmen regulator AS dalam menyelamatkan deposan SVB.

“Namun, investor harus terus memantau berita dan pembaruan dari laporan CPI dan data inflasi AS yang dipublikasikan malam ini (14/3). Jika data inflasi positif, pasar kripto akan mendapat sentimen negatif,” paparnya.

Menurut Bianda, bitcoin bisa benar-benar dikatakan bull run jika berada di kisaran US$ 26.000 per keping. Bitcoin terakhir kali ada di titik itu sekitar 10 bulan yang lalu.

“Level ini diwakili oleh rata-rata pergerakan 200 minggu yang penting yang telah lama menjadi indikator dasar untuk bitcoin,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×