kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga Batubara bisa turun serendah-rendahnya


Rabu, 02 Maret 2016 / 18:16 WIB
Harga Batubara bisa turun serendah-rendahnya


Reporter: Rinaldi Mohamad Azka | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga batubara dalam jangka pendek diprediksi menguat, walau sentimen fundamentalnya tetap negatif. Menurut data Bloomberg, harganya pada Selasa (1/2) lalu menguat 0,7% ke harga US$ 50,85 per metrik ton untuk kontrak pengiriman Maret 2016. Ini dipicu pemerintah China yang berencana mengurangi produksi batubara dan cadangan batubara di China pun menipis.

Hingga 2020 nanti, China menargetkan pengurangan produksi batubara sekitar 500juta ton. Menurut data China Coal Transport and Distribution saat ini stok batubara china mengempis dari sebelumnya 7,8 juta ton di akhir tahun 2015, per akhir Februari ini sudah 3,2 juta ton.

Selain itu, harga menguat karena data ekonomi produk domestik bruto (PDB) Australia yang meningkat 0,1%. China juga telah menurunkan rasio giro wajib minimum 10 basis poin guna menaikkan pertumbuhan ekonomi China, ini turut memicu kenaikan.

Ibrahim Direktur Utama PT Garuda Berjangka, mengatakan sentimen ini tidak akan berpengaruh dalam jangka panjang. "Kondisinya over supply sejak 2012, sebelumnya mencapai level tertinggi di 2010. Harganya jatuh terus sampai sekarang, harganya masih di bawah US$ 70 kemungkinan kembali di bawah rata-rata terendahnya," katanya saat dihubungi KONTAN kemarin.

Lagi pula, menurut Ibrahim harga batubara rebound karena harga minyak yang juga rebound. Jika harga minyak jatuh batubara akan ikut jatuh karena batu bara merupakan barang subsider dari minyak.

Pada KamisĀ (3/3) nanti Amerika Serikat akan rilis data cadangan minyak. Kemungkinan cadangan minyak di AS akan lebih tinggi dan menjadi sentimen negatif bagi batu bara.

Pelaku pasar pun pesimis kebangkitan harga batu bara karena penggunaan batu bara di China mulai digantikan minyak dan gas. "China mesti mengurangi emisi karbon dengan memangkas penggunaan batubara pada pembangkit listriknya dari batubara jadi pakai gas atau minyak," papar Ibrahim.

Kondisi ini diperparah penetapan kenaikan pajak impor batubara di India sebanyak dua kali lipat. India menerapkan prinsip swadesi dimana mengutamakan produksi dalam negeri. Kebijakan ini menurut Ibrahim guna menyelamatkan produsen batubara dalam negerinya supaya tidak merugi.

Secara teknikal, indikator bollinger band dan MA 20 di atas bollinger bawah. Stochastic dan RSI 70% mengarah negatif, moving average convergence divergence (MACD) menunjukkan wait and see.

Menurut Ibrahim pada perdagangan Kamis (3/3), di pasar Eropa dan AS, batubara bergerak di harga US$ 48,95-US$ 51,10 per metrik ton dan cenderung negatif. Sepekan ia memprediksi bergerak di rentan US$ 47,00-US$ 51,30 per metrik ton dan arahnya menukik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×