Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Gas alam kembali terkikis setelah menyentuh level tertinggi dalam tujuh bulan. Meski demikian, datangnya musim panas akan membuat harga gas alam semakin menghangat.
Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6) pukul 13.56 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Juli 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,57% ke level US$ 2,752 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir gas alam menanjak hingga 6%.
Pada Selasa (21/6) gas alam mencapai level tertinggi sejak Oktober 2015 yakni di US$ 2,768 per mmbtu. Sepanjang bulan Juni, gas alam sudah menguat hingga 20%.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, gas alam naik cukup signifikan di saat musim panas melanda sebagian wilayah dunia. Suhu panas tinggi memicu kenaikan permintaan gas alam sebagai bahan bakar pendingin ruangan.
Ramalan cuaca dari MDA Weather Services menunjukkan cuaca panas akan menyapu sebagian besar wilayah Amerika Serikat (AS), meliputi 48 negara bagian hingga 29 Juni mendatang.
PointLogic Energy mengungkapkan, pengiriman gas alam ke produsen listrik mencapai 34,7 miliar kaki kubik pada Selasa (22/6) atau angka tertinggi sepanjang tahun. Pemerintah AS memperkirakan permintaan gas alam untuk pembangkit listrik akan mencapai level tertinggi sepanjang masa di musim panas ini.
Secara fundamental, gas alam masih mengalami kelebihan pasokan. Tetapi permintaan musim panas diharapkan dapat mengurangi angka oversupply. "Musim panas yang kemungkinan akan terjadi hingga bulan Agustus bisa membawa sentimen positif bagi gas alam," kata Ibrahim.
Berdasarkan rata - rata survei Bloomberg terhadap enam analis, cadangan gas alam pekan lalu diprediksi naik menjadi 57 miliar kaki kubik. Angka tersebut berada di bawah rata - rata lima tahun sebesar 88 miliar kaki kubik.
Total cadangan gas alam per 10 Juni lalu mencapai 3,041 triliun kaki kubik atau 30,1% di atas rata - rata lima tahun. Energy Information Administration dijadwalkan merilis data cadangan gas alam pada Kamis pekan ini.
Ibrahim memprediksi tren kenaikan harga gas alam dapat kembali terjadi di akhir tahun lantaran bertepatan dengan musim dingin. Dengan demikian, permintaan gas alam sebagai bahan bakar pemanas akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News