Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tingginya stok gas alam akhirnya meredam katalis positif. Sebelumnya faktor cuaca sempat melambungkan harga. Namun, peluang harga untuk rebound tetap terbuka.
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/6), kontrak harga gas alam pengiriman Juli 2016 di New York Mercantile Exchange terkikis 0,31% menjadi US$ 2,57 per mmbtu. Hanya saja, dalam sepekan terakhir harganya terbang 4,04%.
Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menuturkan, tersandung harga gas alam setelah pengumuman data cadangan gas alam Amerika Serikat (AS) yang tumbuh sekitar 20% sejak akhir Maret 2016.
Seperti diketahui, laporan Energy Information Administration (EIA) menyebutkan, total stok gas alam AS mencapai 2,97 triliun kaki kubik hingga 3 Juni 2016 lalu. “Faktor cadangan yang tinggi jelas membuat laju harga cenderung moderat apalagi tekanan juga datang dari koreksi harga minyak mentah dunia,” tutur Andri.
Tapi ia menduga, pada Rabu (16/6) tetap ada peluang harga naik. Katalisnya adalah prediksi cuaca di bagian Timur AS yang lebih hangat dari biasanya. Sementara di AS bagian tenggara dan tengah akan lebih panas pada 18 Juni sampai 27 Juni 2016.
“Hal itu tentu bisa mengangkat harga akibat permintaan gas alam untuk pendingin ruangan meningkat,” ujar Andri.
Apalagi saat ini harga batubara masih cenderung naik dan minyak juga sedang bergerak di rentang harga tinggi, yakni US$ 48 – US$ 50 per barel. Otomatis, rendahnya harga gas alam menjadi daya tarik bagi para pelaku pasar membeli gas alam yang lebih murah dibandingkan komoditas energi lain.
Citi Futures Perspective juga merilis laporan, tingkat konsumsi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga gas alam kini lebih tinggi dari biasanya. Bahkan sudah menyentuh rekor penggunaannya sepanjang tahun 2016 ini. Terutama karena semakin berkurangnya penggunaan batubara untuk pembangkit listrik.
Hal ini menguntungkan pergerakan gas alam. Teknikal harian juga menunjukkan peluang kenaikan harga gas alam. Andri memaparkan, harga saat ini bergerak di atas moving average (MA) 50, 100 dan 200 mendukung pola kenaikan.
Begitu juga dengan garis moving average convergence divergence (MACD) di area positif berpola uptrend. Sejalan dengan relative strength index (RSI) dan stochastic di atas level 50 mendukung pergerakan naik. Untuk itu Andri menduga, harga gas alam Rabu (16/6) bergerak di rentang US$ 2,56 – US$ 2,60 per mmbtu.
Sementara sepekan, harga di sekitar US$ 2,52 – US$ 2,61 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News