kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas masih menjadi jawara investasi safe haven saat situasi berubah


Minggu, 19 April 2020 / 18:22 WIB
Emas masih menjadi jawara investasi safe haven saat situasi berubah
ILUSTRASI. Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany, August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder/File Photo


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi pasar keuangan dalam sepekan terakhir mulai menunjukkan perubahan, seiring dengan kabar ditemukannya calon penawar virus Korona atau Covid-19 yang kini tengah menekan kondisi perekonomian global secara keseluruhan.

Saat seperti ini, banyak yang bertanya apakah safe haven masih akan jadi aset yang menarik untuk dilirik investor.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, emas masih menjadi pilihan utama investor dalam hal aset lindung nilai atau safe haven.

Baca Juga: Harga emas naik, begini proyeksi analis terhadap kinerja Aneka Tambang (ANTM) di 2020

"Emas masih punya ruang yang cukup besar untuk naik, dan masih tetap berpotensi untuk mencapai level US$ 2.000 per ons troi," kata Sutopo kepada Kontan, Minggu (19/4).

Sutopo menjelaskan, level US$ 2000 per ons troi sempat hampir disentuh di tahun keemasan pada 2011. Berkaca dari kondisi pekan lalu, di mana harga emas telah menembus level psikologis US$ 1.700 per ons troi, maka bukan hal yang mustahil bagi emas global untuk melanjutkan kenaikannya tahun ini ke level US$ 2.000 per ons troi.

"Bisa saja (US$ 2.000 per ons troi tahun ini) jika virus Korona masih belum ada vaksinya dan semakin parah," ujarnya.

Baca Juga: Ini delapan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia akibat wabah virus corona

Tidak dapat dipungkiri, sentimen persebaran virus Korona masih jadi penggerak utama kenaikan harga emas ke depan. Covid-19 telah berdampak luas bagi ekonomi global, di mana banyak bisni mengalami kebangkrutan dan jumlah pengangguran meningkat di tengah ancaman adanya resesi ekonomi.

"Satu-satunya tempat investasi paling aman tetap di emas, kedua baru dollar AS," jelasnya.

Untuk jangka pendek, Sutopo menjelaskan indeks dollar AS terpantau akan mengalami penguatan terbatas. Sedangkan untuk emas, investor bisa wait and see dan mulai membeli saat harga koreksi di level US$ 1.615 per ons troi.

Mengutip Bloomberg pada perdagangan Jumat (17/4) pukul 15.22 WIB harga emas di pasar global spot tercatat turun 1,36% ke level US$ 1.694 per ons troi dari level pembukaan US$ 1.717 per ons troi.

Baca Juga: Harga emas Antam melorot Rp 15.000 menjadi Rp 927.000 per gram pada Sabtu (18/4)

Sebelumnya, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono bahwa harga emas masih akan melanjutkan kenaikannya dan berpotensi bergerak hingga ke level US$ 1.800 per ons troi hingga US$ 1.900 per ons troi tahun ini.

Bahkan bukan hal yang mustahil bagi harga emas untuk bergerak naik ataupun turun sebanyak 50-100 poin dalam sepekan.

"Tanpa alasan apapun koreksi bisa terjadi, didukung sentimen market. Kalau sebelumnya emas sempat turun karena efek likuidasi, mungkin ke depan bisa terjadi lagi jika kepanikan memuncak kembali, namun itu semua hanya sementara," ujar Wahyu kepada Kontan, Jumat (17/4).

Wahyu menekankan tren bullish pada harga emas global masih belum terbendung. Bahkan setelah level US$ 1.700 per ons troi berhasil ditembus, maka level selanjutnya adalah US$ 1.800 per ons troi dan level US$ 1.919 per ons troi kapan saja bisa ditembus, tinggal menunggu waktunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×