kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.316   47,00   0,29%
  • IDX 7.114   16,64   0,23%
  • KOMPAS100 1.023   -2,85   -0,28%
  • LQ45 777   -0,67   -0,09%
  • ISSI 233   -1,09   -0,47%
  • IDX30 401   -0,73   -0,18%
  • IDXHIDIV20 461   -0,73   -0,16%
  • IDX80 115   -0,23   -0,20%
  • IDXV30 116   -0,55   -0,47%
  • IDXQ30 128   -0,25   -0,19%

Begini Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Milik Prajogo Pangestu


Selasa, 15 Juli 2025 / 06:36 WIB
Begini Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Milik Prajogo Pangestu
ILUSTRASI. A?nalis memberikan rekomendasi saham untuk emiten milik Prajogo Pangestu.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tiga saham milik orang terkaya Indonesia Prajogo Pangestu melambung tinggi hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada perdagangan Senin 14 Juli 2025. Apakah saham orang terkaya Indonesia tersebut masih layak beli atau jual pada hari ini, Selasa 15 Juli 2025?

Prajogo Pangestu adalah pengusaha dengan kekayaan sekitar US$ 27,7 miliar per 11 Juli 2025. Jumlah kekayaan Prajogo Pangestu melewati harta Low Tuck Kwong, pemilik PT Bayan Resources dengan kekayaan sekitar US$ 27,1 miliar. 

Saham Prajogo Pangestu yang naik tinggi antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Pada perdagangan Senin 14 Juli 2025, harga saham BREN ditutup di level 7.300, naik 1.200 poin atau 19,67% dibandingkan sehari sebelumnya. Pada hari yang sama, harga saham PTRO ditutup di level 3.980 naik 790 poin atau 24,76%. Kemudian harga saham CUAN ditutup di level 16.875 naik 2.475 atau 17,19%.

Kenaikan harga saham BREN dan PTRO mencapai batas maksimal hingga terkena ARA.

Kenaikan harga harga saham Prajogo Pangestu itu pasca pengumuman Morgan Stanley Capital International (MSCI). MSCI mengecualikan tiga saham itu dari perlakuan khusus sehingga berpotensi masuk dalam evaluasi MSCI Index periode mendatang.

Baca Juga: Saham Ini Beri Dividen Rp 9,5 Miliar Kepada Lo Kheng Hong, Apakah Layak Dikoleksi?

Managing Director Research and Digital Production PT Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su mengatakan, ketiganya memiliki prospek yang cukup baik seiring rencana ekspansi dan stabilitas pendapatan.

BREN misalnya, tengah melakukan ekspansi yang cukup agresif pada kapasitas energi panas bumi dan anginnya.

BREN menargetkan 1,95 GW pada 2030 atau setara 39,4% dari target nasional energi terbarukan Indonesia sebesar 5 GW untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan pendapatan berulang. 

Sementara itu, PTRO terus mempertahankan portofolio terdiversifikasi di sektor pertambangan, rekayasa, konstruksi, dan logistik, dengan kontrak jangka panjang hingga 2032

“Ini menjamin kestabilan pendapatan dan menekan risiko PTRO,” ujar Harry kepada Kontan, Senin (14/7)

Adapun, ekspansi strategis yang dilakukan CUAN ke aset emas dan pasir silika dilihat Harry akan mendiversifikasi sumber pendapatan sekaligus mengurangi ketergantungan pada batubara.

Oleh karenanya, Harry melihat PTRO beradaptasi dengan permintaan energi yang terus berkembang.

Dengan begitu, Harry merekomendasikan buy saham PTRO dan CUAN dengan target harga masing-masing Rp 4.500 dan 16.100.

Melihat pergerakan sahamnya, hingga pukul 13.56 WIB, saham PTRO telah meroket 22,88% ke harga Rp 3.920, CUAN telah meroket 17,53% ke level Rp 16.925, dan BREN melesat 19,67% ke posisi Rp 7.300.

 

Sebagai tambahan informasi, penguatan harga saham grup Barito terjadi setelah Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mengumumkan tiga saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni BREN, PTRO dan CUAN tidak lagi mendapatkan perlakuan khusus (exceptional treatment) dalam peninjauan indeks MSCI periode Agustus 2025 mendatang.

Tonton: Trump Kembali Kibarkan Bendera Perang, Umumkan Tarif 30% untuk Uni Eropa dan Mexico

Saham-saham tersebut nantinya akan dievaluasi sesuai dengan metodologi MSCI Global Investable Market Indexes Methodology (GIMI), termasuk dengan penerapan kebijakan baru terkait perpanjangan periode pemantauan, melansir pengumuman resmi dari MSCI, Jumat (11/7).

Keputusan tersebut sekaligus menandai dibatalkannya rencana penerapan kriteria Unusual Market Activity (UMA) atau pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) dalam kurun waktu 12 bulan terakhir sebagai syarat peninjauan dalam indeks MSCI. 

Perubahan ini merupakan respons atas masukan dari para pelaku pasar yang sebelumnya menilai penerapan mekanisme UMA dan FCA selama 12 bulan dinilai terlalu ketat.

Untuk kriteria baru, MSCI akan memberlakukan perubahan signifikan terhadap perlakuan atas saham-saham yang masuk dalam daftar pengawasan khusus seperti papan pemantauan khusus (kriteria 10) di Indonesia dan Taiwan Disposition Board. Kebijakan ini mulai berlaku pada peninjauan indeks periode Agustus 2025.

Dalam kebijakan terbaru ini, MSCI memperpanjang periode pemantauan atas saham-saham yang masuk dalam dua daftar tersebut.

Secara khusus, MSCI menyatakan tidak akan menambahkan saham ke dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI) maupun melakukan perpindahan segmen ukuran antara Standard dan Small Cap untuk saham yang tercatat di kedua papan pengawasan itu.

Ini berlaku untuk saham yang telah muncul di papan pemantauan itu dalam periode mulai dari tanggal batas harga Peninjauan Indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum Tanggal Efektif Peninjauan Indeks saat ini.

MSCI juga akan memperbarui dokumen metodologi GIMI sebagai bagian dari pembaruan kebijakan yang akan berlaku dalam Index Review Agustus 2025.

Ke depan, MSCI akan terus mengevaluasi daftar peringatan serupa di pasar lain dan dapat mempertimbangkan penerapan perlakuan ini di masa mendatang.

Tonton: Subsidi Tak Pasti, Pabrikan Motor Listrik Perang Diskon. Honda Kasih Diskon Hingga Puuhan Juta!

Selanjutnya: Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Timur 2025 Dimulai, Catat Ketentuannya

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 15-17 Juli 2025, Kecap Bango Beli 2 Rp 18.900

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×