kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Buat Buy Back, BUMI Memilih Pakai Kas Internal


Kamis, 18 Desember 2008 / 07:43 WIB
Buat Buy Back, BUMI Memilih Pakai Kas Internal


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akhirnya berencana menggunakan dana internal untuk membiayai pembelian kembali (buy back) hingga 17% saham BUMI yang ada di pasar. Biar begitu, BUMI tetap saja menjalankan rencananya untuk mencari utang. "Utang yang kami dapat itu untuk belanja modal, diversifikasi, dan rencana bisnis lainnya," kata Senior Vice President Investor Relations BUMI Dileep Srivastava, kemarin (18/12).

Sebelumnya, BUMI berniat menggelar buy back saham memakai dana internal dan eksternal. Anak usaha Kelompok Bakrie ini memperkirakan butuh US$ 824 juta untuk mendekap lagi 17% saham. Maklum, ia sempat menargetkan harga buy back Rp 2.500 per saham. Rencananya, BUMI akan mengambil dana US$ 224 juta dari kas internal dan sisanya, US$ 600 juta dari pinjaman.

Tapi, belakangan Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta BUMI tidak membiayai buy back dengan utang. Otoritas bursa saham itu juga meminta BUMI tak mematok harga buy back Rp 2.500 per saham. Alasannya, patokan harga itu bisa menyesatkan investor saham.

Persoalannya, hingga 30 September 2008, kas BUMI cuma berisi US$ 67 juta, atau cuma 8% dari total kebutuhan dana buy back. Dengan kurs Rp 11.000 per dolar AS, nilai kas BUMI itu setara dengan sekitar Rp 737 miliar.

Utang tetap jalan terus

Walau tipis, BUMI masih yakin bisa menutup kebutuhan dana buy back. Apalagi, total kebutuhan dana buy back makin menyusut, seiring turunnya harga saham BUMI. Kemarin, harga saham BUMI melemah 4,21% jadi Rp 910 per saham. Kalau memakai harga ini, BUMI hanya butuh duit Rp 3 triliun untuk membeli kembali 17% saham. "Selama masih ada pendapatan dari operasional, kami bisa melakukan buy back," kata Komisaris BUMI Nalinkant Rathod.

Tapi, BUMI tetap akan berutang untuk menutup kebutuhan lain. BUMI sudah punya komitmen utang. Pada 17 November 2008, BUMI menandatangani Programme Agreement dengan PT Samuel International untuk penerbitan surat utang terbatas senilai maksimal Rp 6 triliun. "Dari utang ini, kami sudah mendapat US$ 66 juta," kata Direktur Keuangan BUMI, Andrew Beckham.

Andrew menjelaskan utang ini untuk pengembangan usaha non batubara BUMI. BUMI memang tengah mengembangkan beberapa anak perusahaan non batubara. Misalnya, Gallo Oil, perusahaan minyak di Jersey, Inggris, yang masih dalam tahap eksplorasi. Lalu ada tambang emas Citra Palu Minerals yang juga masih dalam tahap eksplorasi. Ada juga Gorontalo Mining, penambang emas dan tembaga. BUMI juga butuh dana membiayai Herald Resources yang memiliki tambang timbal dan seng.

BUMI juga sudah mendapatkan utang C$ 63 juta dan 55 juta poundsterling (sekitar Rp 1,43 triliun). Khusus utang ini, BUMI akan memakainya untuk pengembangan usaha dan modal kerja.

Tentang kinerjanya sendiri, tahun ini BUMI memperkirakan hanya akan memproduksi 55 juta ton batubara. Target tersebut turun dari target awal yang sebanyak 60 juta ton pada tahun ini. "Kami kehilangan produksi 4 juta ton curah hujan yang tinggi dan 1,5 juta hingga 2 juta ton akibat persoalan kehutanan," terang Dileep. Toh, produksi ini masih lebih banyak dari produksi tahun lalu yang sebesar 52 juta ton.

BUMI juga memprediksi harga jual rata-rata batubara milik anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, akan mencapai US$ 73,5 per ton di akhir tahun, atau naik 67,05% dibanding harga jual rata-rata 2007 yang hanya US$ 44 per ton batubara. Dengan jumlah produksi dan harga jual rata-rata itu, BUMI menargetkan pendapatan hingga US$ 4,04 miliar.

Sementara tahun depan, BUMI sudah memperoleh kontrak penjualan batubara 40 juta ton. "Sekitar 25%-nya sudah ada kesepakatan harga yang tinggi," kata Dileep tanpa mengungkap harga itu. Pada 2009, BUMI meramal, harga jual rata-rata US$ 70 hingga US$ 75 per ton, dengan target produksi 65 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×