Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Steet dibuka menguat pada awal perdagangan Rabu (16/7), karena investor mencermati data inflasi terbaru dan mencerna laporan laba perusahaan-perusahaan besar.
Mengutip Reuters, pada pukul 09.30 ET, indeks Dow Jones Industrial Average naik 156,35 poin, atau 0,36% ke level 44.179,64, S&P 500 naik 17,45 poin, atau 0,28%, ke level 6.261,21, dan Nasdaq Composite naik 50,34 poin, atau 0,24% ke level 20.728,14.
Harga produsen AS tetap stabil pada Juni, melampaui ekspektasi karena biaya yang lebih tinggi untuk barang-barang yang terkena tarif diimbangi oleh penurunan sektor jasa.
Menurut Departemen Tenaga Kerja, Indeks Harga Produsen pada Juni naik 2,3% secara tahunan, sedikit di bawah perkiraan namun tetap stabil untuk bulan tersebut.
Baca Juga: Wall Street: Nasdaq Ditutup ke Rekor Tertinggi Baru, Ditopang Saham Nvidia
"Data (PPI) pada dasarnya berada di kisaran yang sama. Ini bukan berita besar. Jadi, tarif kemungkinan besar tidak akan mempengaruhi inflasi," kata Robert Ruggirello, kepala investasi di Brave Eagle Wealth Management.
Laporan inflasi hari Selasa mengungkapkan bahwa kenaikan harga, yang sebagian didorong oleh tarif Presiden Donald Trump, telah meredam harapan penurunan suku bunga Federal Reserve yang lebih agresif.
Perkiraan harga pasar uang menunjukkan para pedagang bertaruh hanya pada pelonggaran Fed sebesar 43 basis poin pada akhir tahun, dengan penurunan suku bunga pada bulan Juli tidak dipertimbangkan dan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September kini menjadi pertaruhan.
Sementara itu, saham produsen peralatan semikonduktor AS melemah setelah ASML memperingatkan bahwa mereka mungkin tidak akan mencapai pertumbuhan pada tahun 2026 karena ketidakpastian tarif AS.
Saham Applied Materials dan Lam Research masing-masing turun lebih dari 3% dalam perdagangan pre market, sementara saham KLA Corp turun 3%.
Di sisi pendapatan, Goldman Sachs naik 0,8% setelah membukukan lonjakan laba kuartal kedua sebesar 22%. Fluktuasi pasar yang liar mendorong pendapatan perdagangan ekuitas ke rekor tertinggi.
Morgan Stanley juga melaporkan peningkatan laba berkat volatilitas pasar yang mendorong meja perdagangannya, tetapi sahamnya turun 0,2%.
Sementara itu, saham Bank of America naik 2,1% karena para pedagangnya memanfaatkan turbulensi pasar, yang membantu meningkatkan laba kuartal kedua.
Baca Juga: Bursa Wall Street Memerah Setelah Donald Trump Naikkan Tarif impor untuk Kanada
"Kita akan melihat bagaimana tarif mempengaruhi laba dan margin perusahaan. Ini akan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Amerika tangguh dan mereka punya cara untuk memitigasi dampak tarif," kata Lilian Chovin, kepala alokasi aset di Coutts.
Ketegangan perdagangan juga tetap menjadi fokus setelah Trump mengumumkan tarif 19% untuk barang-barang Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan baru, salah satu dari beberapa perjanjian yang dikebut menjelang batas waktu 1 Agustus untuk kenaikan tarif yang lebih luas.
Sementara itu, Uni Eropa sedang mempersiapkan tindakan pembalasan jika perundingan dengan Washington gagal.
Namun, para investor telah menunjukkan ketahanan dalam beberapa pekan terakhir.
Indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi ditutup pada rekor tertinggi pada hari Selasa, didorong oleh lonjakan saham Nvidia setelah perusahaan perancang chip tersebut mengumumkan rencana untuk melanjutkan penjualan chip AI H20-nya ke China.
Selanjutnya: BNI Lelang Aset Agunan, Buka Peluang Investasi Properti
Menarik Dibaca: Depo Bangunan Gelar Undian dengan Total Hadiah Rp 16 Miliar hingga 2026
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News