Reporter: Riska Rahman | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Data semakin menjadi andalan emiten telekomunikasi guna mengisi pundi-pundi keuangan mereka. Dan, Lebaran jadi salah satu momentum untuk mendongkrak pendapatan operator selular dari bisnis ini.
Peningkatan penggunaan layanan data sudah terlihat sejak tahun 2016. PT XL Axiata Tbk (EXCL), misalnya, melaporkan kenaikan pendapatan dari layanan data mencapai 30,7% ketimbang pencapaian di 2015.
Pertumbuhan pendapatan layanan data PT Indosat Tbk (ISAT) lebih tinggi lagi. Tahun lalu, pendapatan emiten yang kini berkibar dengan nama Indosat Ooredoo ini sebanyak Rp 10,3 triliun, naik 46,6% dari tahun sebelumnya. Bisnis ini berkontribusi hingga 42,8% dari total pendapatan ISAT pada 2016.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) enggak mau kalah, dengan mencetak kenaikan pendapatan dari layanan data sebesar 43,9% tahun lalu menjadi Rp 28,3 triliun. Tambang emas mereka tentu saja PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Anak usaha TLKM ini memprediksikan, lalu lintas (traffic)data selama libur Hari Raya Idul Fitri tahun ini akan naik 20%-25% dibanding hari biasanya, jadi 5.809 terabyte. "Bahkan dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu lalu, traffic data tahun ini melonjak sekitar 115% hingga 120%," ungkap Adita Irawati, VP Corporate Communication Telkomsel, kepada KONTAN, Senin (19/6).
Seiring lonjakan layanan data itu, Telkomsel memperkirakan, pendapatan layanan suara dan SMS pada Lebaran tahun ini bakal turun. Menurut Adita, penurunan layanan suara sekitar 3%-6% sedang SMS 1%-3%.
Valuasi murah
Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji mengatakan, bisnis layanan data memang akan jadi andalan baru emiten telekomunikasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa mencapai 5,2% tahun ini bakal menjadi katalis positif industri itu.
Selain itu, Analis OSO Sekuritas Riska Afriani bilang, maraknya penggunaan ponsel pintar juga merupakan penyebab kenaikan permintaan layanan data. Alhasil, kontribusi pendapatan layanan data TLKM, contohnya, melesat hampir dua kali lipat dalam waktu enam tahun.
Dari sejumlah operator seluler, Nafan menilai, TLKM punya valuasi yang paling murah ketimbang EXCL dan ISAT. Soalnya, saat ini rasio harga saham terhadap laba bersih per saham alias price earning ratio (PER) TLKM hanya 16,62 kali. Angka ini lebih rendah dibanding PER ISAT sebesar 48,14 kali dan EXCL yang mencapai 187,93 kali.
Riska juga beranggapan, pertumbuhan TLKM bisa melesat jauh di atas pesaingnya. Sebab, jaringan Telkomsel yang luas membuat pelanggan enggan berpindah ke operator lain.
Nafan merekomendasikan buy untuk saham TLKM dan ISAT, dengan target harga masing-masing Rp 4.520 dan Rp 6.550 per saham. Riska juga merekomendasikan buy TLKM dengan target Rp 4.820 dan ISAT Rp 8.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News