kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Begini strategi Mulia Industrindo (MLIA) untuk jaga kinerja di tengah sentimen corona


Minggu, 22 Maret 2020 / 16:58 WIB
Begini strategi Mulia Industrindo (MLIA) untuk jaga kinerja di tengah sentimen corona
ILUSTRASI. PT Mulia Industrindo Tbk. atau MLIA, produsen lantai keramik dan glass atau produk kaca.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

Alasan dilakukannya buyback saham ini diakui Henry untuk menstabilkan harga saham supaya mencerminkan pencapaian kinerja MLIA sewajarnya. 

Selain memperbaiki kinerja saham, Henry menyatakan MLIA akan mendorong penjualan ke dalam negeri. Pasalnya, pasar ekspor tidak bisa terlalu diandalkan karena sejumlah negara menerapkan lockdown. 

Kurang kondusifnya pasar global membuat MLIA bakal memaksimalkan pasar lokal. Henry menyatakan hal ini dilakukan di tengah laju impor kaca yang agak terhambat akibat nilai tukar dolar terhadap Amerika melemah. 

Baca Juga: Stabilkan harga saham, Mulia Industrindo (MLIA) anggarkan buyback Rp 25 miliar

"Impor kaca lembaran jadi berkurang karena mereka akan impor dengan harga yang tinggi. Otomatis kalo laju impor terhambat kami bisa mengisi pasar yang ada," tandasnya. 

Ekspansi memperdalam pasar lokal ini makin matang setelah rampungnya pabrik baru di April mendatang  yang memiliki dua lini produksi yakni botol kaca dan glass block. Henry mengungkapkan setelah akhir April selesai, pabrik ini akan beroperasi penuh di penghujung semester I atau akhir Juni 2020. 

Henry menyatakan bertambahnya produksi, diharapkan penjualan di tahun ini bisa tumbuh dua digit atau sekitar 13% year on year (yoy). Henry memproyeksikan di 2019 penjualan tercapai sekitar Rp 3,9 triliun yang kemudian akan menjadi sekitar Rp 4,2 triliun di 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×