Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja fundamental dan sahamnya di tengah gempuran efek gulir wabah corona.
Sekretaris Perusahaan Mulia Industrindo Henry Bun menjelaskan upaya dalam menjaga kinerja saham di tengah kondisi pasar yang kurang kondusif, MLIA melakukan pembelian kembali (buyback) sejumlah saham yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Impor kaca melandai, Mulia Industrindo (MLIA) perdalam pasar domestik tahun ini
"Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam keadaan pasar yang turun, perusahaan bisa buyback tanpa RUPS supaya harga saham tidak turun terlalu jauh," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (18/3).
Lebih jelasnya Henry menjelaskan aksi buyback saham ini juga sehubungan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kondisi perekonomian regional dan global yang mengalami perlambatan akibat wabah Covid-19.
Henry menjelaskan saham yang dibeli kembali tidak melebihi 20% dari jumlah modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar 7,5% dari modal yang disetor penuh. Alhasil, MLIA berencana melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya Rp 25 miliar yang berasal dari kas internal.
Buyback saham akan dilakukan dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga penawaran yang terjadi sebelumnya. Adapun pembelian kembali saham dilaksanakan selama periode tiga bulan terhitung sejak 18 Maret 2020 sampai dengan 18 Juni 2020.
Alasan dilakukannya buyback saham ini diakui Henry untuk menstabilkan harga saham supaya mencerminkan pencapaian kinerja MLIA sewajarnya.
Selain memperbaiki kinerja saham, Henry menyatakan MLIA akan mendorong penjualan ke dalam negeri. Pasalnya, pasar ekspor tidak bisa terlalu diandalkan karena sejumlah negara menerapkan lockdown.
Kurang kondusifnya pasar global membuat MLIA bakal memaksimalkan pasar lokal. Henry menyatakan hal ini dilakukan di tengah laju impor kaca yang agak terhambat akibat nilai tukar dolar terhadap Amerika melemah.
Baca Juga: Stabilkan harga saham, Mulia Industrindo (MLIA) anggarkan buyback Rp 25 miliar
"Impor kaca lembaran jadi berkurang karena mereka akan impor dengan harga yang tinggi. Otomatis kalo laju impor terhambat kami bisa mengisi pasar yang ada," tandasnya.
Ekspansi memperdalam pasar lokal ini makin matang setelah rampungnya pabrik baru di April mendatang yang memiliki dua lini produksi yakni botol kaca dan glass block. Henry mengungkapkan setelah akhir April selesai, pabrik ini akan beroperasi penuh di penghujung semester I atau akhir Juni 2020.
Henry menyatakan bertambahnya produksi, diharapkan penjualan di tahun ini bisa tumbuh dua digit atau sekitar 13% year on year (yoy). Henry memproyeksikan di 2019 penjualan tercapai sekitar Rp 3,9 triliun yang kemudian akan menjadi sekitar Rp 4,2 triliun di 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News