Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada laporan keuangan kuartal tiga ini, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) masih mengalami kerugian. Tercatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,72 triliun. Angka kerugian tersebut naik 120,51% secara tahunan (yoy).
Sementara itu, dari sisi utang, perusahaan terus berupaya menekannya. Pada kuartal III-2019 utang perusahaan turun menjadi Rp 12,44 triliun dari posisi akhir tahun 2018 yang tercatat mencapai Rp 14,87 triliun. Dari jumlah Rp 12,44 triliun, perusahaan menggunakan kas sekitar Rp 5,17 triliun untuk mengurangi. Sehingga utang bersih tercatat Rp 7,27 triliun.
Baca Juga: Pemakaman Muslim Raudlatul Jannah dari San Diego Hills siap dipakai pada April 2020
Dus, untuk meningkatkan laba, Lippo Karawaci menurunkan utang dan memperbaiki likuiditas LPKR akan melakukan beberapa strategi. Emiten pengembang properti dan real estat ini akan mengutamakan pembangunan kekuatan bisnis inti.
Dalam materi public expose di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, strategi yang akan dilakukan perusahan adalah sebagai berikut.
Pertama pada lini bisnis properti, LPKR berencana memperluas produk Urban Homes untuk memenuhi segmen kelas menengah yang bertumbuh. Perusahaan juga akan mempercepat dan meningkatkan pendapatan pra penjualan (marketing sales) dari persediaan serta proyek-proyek di 2019 serta meningkatkan penjualan plot-plot tanah yang besar di wilayah bukan bisnis inti di tahun 2020.
Baca Juga: Mahkota Sentosa Utama terbitkan surat utang jangka panjang berbunga jumbo
Sementara, anak usahanya yaitu PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) akan membagikan dividen di tahun 2022 dan melakukan divestasi aset-aset bukan bisnis inti.
Kedua, di lini bisnis jasa, anak perusahaannya yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan fokus pada kualitas klinik dan perawatan pasien, berorientasi pada imbal hasil dan arus kas dalam ekspansi Rumah Sakit.
Kemudian menggunakan strategi leasing yang proaktif dan peningkatan eksekusi untuk mendapatkan imbal hasil aset yang baik serta dividen dari SILO pada 2-3 tahun mendatang.
Pada bisnis mal, LPKR akan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dalam bisnis ritel mal. Serta akan melanjutkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi dari divisi town management Sky Parking serta dari bisnis yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) lainnya.
Baca Juga: Perusahaan Hary Tanoe Akan Akuisisi Mayoritas Saham Link Net
Ketiga, pada persoalan investasi, LPKR akan mengoptimalkan imbal hasil melalui strategi daur ulang aset yang efisien, keluar dari bisnis non-inti dan meningkatkan kinerja REIT. Fokus pada daur ulang modal melalui dua REIT yang tercatat di bursa efek Singapura yaitu First Real Estate Investment trust (FREIT) untuk aset rumah sakit dan Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) untuk aset mal ritel dan ruangan ritel.
"Lippo Mall Puri akan dijual ke LMIRT, perusahaan REIT listed di Singapura yang juga dimiliki oleh Lippo Karawaci," jelas John kepada kontan beberapa waktu lalu.
Nilai transaksi ini sebesar Rp 3,7 triliun. Selain itu, LPKR juga telah menjual kepemilikan rumah sakit di Myanmar dengan nilai Rp 300 miliar. Selain itu, PT Link Net Tbk (LINK) milik Lippo Group juga diakuisisi oleh PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo.
Baca Juga: Mochtar Riady: Yang tidak mengikuti perkembangan teknologi akan tersingkirkan
Keduanya telah menandatangani term sheet untuk menjajaki akuisisi mayoritas saham LINK dari PT First Media Tbk (KBLV) dan Asia Link Dewa.
Lebih lanjut, sepanjang tahun 2019 LPKR telah mendapatkan pendanaan dari penawaran umum terbatas senilai US$ 788 juta dan divestasi Rumah Sakit di Myanmar US$ 20 juta. Jadi total pendanaan mencapai US$ 808 juta.
Dari jumlah tersebut sebanyak US$ 186 juta digunakan untuk pembelian kembali (buy back) obligasi untuk pengurangan utang, US$ 145 juta sebagai cadangan likuiditas dan belanja modal, US$ 34 juta untuk investasi pada proyek yang sedang berjalan, US$ 188 juta untuk investasi Meikarta dan US$ 255 juta merupakan dana surplus untuk investasi.
Baca Juga: Rugi membesar, LPKR jual aset lagi
Adapun proyek yang telah rampung adalah kemang Village dengan jumlah unit hunian 1.688 dan St Moritz Puri dengan jumlah unit 1.064. Masing-masing telah terjual 99% dan 98%.
Sementara itu proyek yang sedang berjalan antara lain Holland Village, Millenium Village, Kemang Office, Embarcadero, Lippo Office Thamrin dan Holland Village Manado. Total nilai marketing sales dari proyek ini mencapai US$ 261 juta dan masih akan berpotensi mendapatkan nilai penjualan US$ 170 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News