kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mahkota Sentosa Utama terbitkan surat utang jangka panjang berbunga jumbo


Sabtu, 07 Desember 2019 / 06:10 WIB
Mahkota Sentosa Utama terbitkan surat utang jangka panjang berbunga jumbo


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Karawang Jabar Industrial Estate dan PT Mahkota Sentosa Utama menerbitkan surat utang jangka panjang dengan kupon jumbo. Sebelumnya, Mahkota Sentosa Utama langganan menerbitkan surat utang jangka menengah atawa medium term notes (MTN).

Berdasarkan pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia tanggal 4 Desember dan 6 Desember 2019, Mahkota Sentosa Utama telah menerbitkan surat utang jangka panjang dalam dua seri. Perusahaan pengembang Meikarta ini menerbitkan Surat Utang Jangka Panjang Mahkota Sentosa Utama Seri A dengan tenor 120 bulan atawa 10 tahun. Anak usaha PT Lippo Cikarang ini menawarkan suku bunga 10%.

Jumat (6/12), Mahkota Sentosa Utama kembali mengumumkan penerbitan surat utang jangka panjang seri B yang juga menawarkan kupon 10%. Nilai surat utang jangka panjang Mahkota Sentosa seri A mencapai US$ 62 juta dan seri B US$ 56 juta. Jadi dalam tiga hari Mahkota Sentosa menerbitkan surat utang jangka panjang US$ 118 juta.

Baca Juga: Kerek Peringkat Utang Lippo Karawaci (LPKR), Ini Lima Pertimbangan Fitch Ratings

Sementara Karawang Jabar Industrial menerbitkan surat utang jangka panjang dengan tenor yang lebih pendek yakni tenor 6 tahun dengan tingkat kupon yang lebih tinggi ketimbang Mahkota Sentosa yakni sebesar 12%. Karawang Jabar Industrial menerbitkan surat utang jangka panjang dalam mata uang rupiah. Nilai surat utang jangka panjang Karawang Jabar ini mencapai Rp 345 miliar.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, surat utang terbitan korporasi harus memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah. Karena pemerintah risikonya nol. "Sementara korporasi punya potensi gagal bayar. Tahu kuponnya layak atau tidak kita lihat jatuh temponya kapan bandingkan dengan surat utang serupa," tutur Nico, Jumat (6/12).

Baca Juga: Lanjutkan Proyek Meikarta, Lippo Cikarang (LPCK) Kucurkan Pinjaman US$ 200 juta

Rating juga menjadi indikator yang penting. Semakin rendah ratingnya tentu perusahaan memerlukan pemanis tambahan agar produk yang ditawarkan mampu menarik perhatian investor. Salah satu caranya dengan pemberian kupon yang lebih tinggi.

"Yang harus diperhatikan ketika mengambil surat utang adalah memperhatikan tingkat suku bunga Bank Indonesia. Kalau suku bunganBI rendah berarti kupon yang diberikan emiten akan rendah tapi tetap harus berada di atas tingkat suku bunga BI," papar Nico.

Selain itu penting juga agar investor cermat terkait penggunaan dana yang dihimpun dari penerbitan surat utang. Akan lebih menarik jika memilih surat utang yang dananya akan digunakan untuk aksi ekspansi ketimbang refinancing.

Baca Juga: Mahkota Sentosa Utama terbitkan MTN berbunga 11,3% per tahun

Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan menyebut memang tren penerbitan surat utang bulan Desember ini masih bagus mengingat tren tingkat yield SUN yang rendah. "Prospek obligasi korporasi secara umum sih masih bagus karena tren yield yang masih rendah di pasar utang Indonesia," kata Ariawan.

Saat ini, SUN rupiah bertenor 10 tahun memiliki yield 7,1%. Ariawan pasang target, hingga akhir tahun yield SUN untuk tenor 10 tahun akan ada di level 6,85%-7,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×