Reporter: Hasyim Ashari, Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
Sinemart Indonesia merupakan rumah produksi yang sebelumnya memproduksi sinetron untuk RCTI, stasiun televisi milik MNCN. Pasca diakuisisi, Sinemart hanya memproduksi sinetron untuk SCTV, stasiun televisi kepunyaan SCMA.
Pasca mengempit kepemilikan 80% saham Sinemart, SCMA langsung tancap gas. Februari lalu, SCTV meluncurkan empat sinetron produksi Sinemart, yakni Anak Langit, Anak Sekolahan, Orang-Orang Kampung Duku, dan Berkas Cinta.
MNCN tak mau kalah. Meski tak lagi menggandeng Sinemart, RCTI meluncurkan tiga sinetron baru produksi anak usahanya, MNC Pictures. Ketiga sinetron itu adalah Dunia Terbalik, Roman Picisan, Tukang Ojek Pengkolan.
Yang menarik, sinetron yang ditayangkan kedua stasiun televisi itu bersalip-salipan menduduki rating teratas. “Kompetisi sinetron antara RCTI dan SCTV sangat ketat,” kata Henry.
Lalu, bagaimana prospek kedua emiten di tengah perebutan pangsa penonton? Simak rekomendasi analis berikut:
- SCMA
Bukan tanpa alasan SCMA mengakuisisi Sinemart. Sekretaris Perusahaan SCMA Gilang Iskandar mengatakan, kepemilikan atas saham Sinemart bisa membantu kualitas konten sinetron di SCTV. Selain untuk sinergi, ujung-ujungnya kinerja SCMA bisa meningkat.
Harapan manajemen SCMA tampaknya terkabul. Henry menyatakan, pasca akuisisi Sinemart, pangsa pemirsa SCMA langsung meningkat. Tahun lalu, pangsa pemirsa SCTV hanya berkisar 10%–11%. Setelah meluncurkan empat sinetron baru, pangsa pemirsa SCTV naik jadi 17%–18%. “Akuisisi Sinemart memberi nilai tambah bagi SCMA,” ucap Thendra.
Meski begitu, manajemen SCMA memperkirakan, pendapatan pada kuartal I menurun sebesar 8%–10%, seiring tren pangsa pemirsa SCTV di jam utama alias prime time selama 16 bulan terakhir. Toh, mereka meyakini, perbaikan pangsa pemirsa pasca akuisisi Sinemart akan terus berlanjut.
Di sisi lain, berbarengan dengan pengenalan program Sinemart, SCMA juga mulai mempromosikan Whisper Media Ltd, perusahaan periklanan digital yang 50% sahamnya dimiliki SCMA. “Whisper diharapkan bisa menjadi mesin pertumbuhan pendapatan SCMA di masa depan,” ujar Investor Relation SCMA Olle Wennerdahl dalam keterbukaan informasi. Dua mesin ini diharapkan mendukung pertumbuhan pendapatan SCMA 2017 sekitar 10%.
Thendra menilai, Sinemart bakal jadi katalis positif utama bagi kinerja SCMA sepanjang tahun ini. Pasar penonton SCMA akan naik menjadi 14%–15%. Sementara pendapatan iklan bisa tumbuh 9%.
Meski begitu, kontribusi Sinemart terhadap pendapatan SCMA baru akan terasa di kuartal kedua. Di kuartal satu, kinerja SCMA justru menurun. Menurut Thendra, ini wajar lantaran akuisisi Sinemart menelan ongkos cukup besar.
Hingga akhir tahun, Thendra memproyeksikan, pendapatan SCMA tumbuh 10,5% menjadi Rp 5,06 triliun. Sedangkan laba bersih naik sebesar 10,47% menjadi Rp 1,78 triliun.
Henry sependapat, kinerja SCMA pada kuartal I bakal jelek. Namun, di kuartal II hingga akhir tahun, performa SCMA bisa tumbuh dobel digit. Henry memproyeksikan, pendapatan SCMA hingga tutup tahun berpotensi mencapai Rp 5 triliun dengan laba bersih Rp 1,8 triliun–Rp 1,9 triliun.