Reporter: Hasyim Ashari, Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
Karena itu, dalam jangka pendek, Hendry merekomendasikan tahan untuk saham SCMA. Investor bisa masuk mengoleksi saham SCMA pada Mei nanti, setelah emiten merilis kinerja kuartal pertama. Hingga akhir tahun, Henry memasang target harga Rp 3.350 per saham.
Thendra merekomendasikan beli untuk saham SCMA, dengan target harga Rp 3.550 per saham. Senin (3/4) lalu, harga saham SCMA Rp 2.810 per saham. Harga tersebut mencerminkan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (PER) sebesar 27,28 kali.
- MNCN
Meski tak lagi bekerjasama dengan Sinemart, MNCN optimistis kinerja bakal moncer tahun ini. Direktur Utama MNCN David F. Audy mengatakan, pendapatan MNCN hingga akhir tahun ditargetkan tumbuh 8%. Tahun lalu, pendapatan MNCN diperkirakan Rp 6,8 triliun.
Tahun ini, MNCN mengalokasikan belanja modal US$ 20 juta–US$ 30 juta. Anggaran tersebut lebih banyak digunakan untuk membiayai modal kerja serta biaya operasional.
Pada kuartal III tahun ini, MNCN memiliki utang jatuh tempo sebesar US$ 250 juta. Rencananya, MNCN akan melunasi utang sebesar US$ 100 juta menggunakan dana internal. Sementara sisanya, sebesar US$ 150 juta, akan dilakukan pembiayaan kembali alias refinancing ke tahun depan.
Menurut Henry, MNCN cukup terkena dampak negatif dari aksi SCMA mengakuisisi Sinemart. Apalagi, rumah produksi MD Entertainment juga hengkang dari MNCN dan pindah ke Trans TV. Alhasil, pangsa pemirsa RCTI turun dari 25% menjadi 19%, meski masih di atas SCTV.
Bagaimana pun, Thendra mengatakan, MNCN sebagai induk RCTI, MNC TV, dan Global TV tetap memegang pangsa penonton terbesar. Yang menarik, meski tak lagi menggandeng Sinemart, MNCN telah menyiapkan MNC Pictures untuk memproduksi sinetron.
Malah, rating sinetron produksi MNC Pictures mengungguli sinetron bikinan Sinemart. “Dengan memproduksi sinetron sendiri, MNCN justru mampu menikmati penghematan biaya dibanding memakai rumah produksi lain,” ujar Thendra.
Katalis positif lainnya adalah rencana perusahaan melunasi sebagian utang. Selain memperbaiki struktur permodalan, pelunasan sebagian utang akan mengurangi beban utang MNCN. Dampak lebih lanjut, penurunan utang akan meningkatkan rasio pembayaran dividen. Ini tentu berdampak positif bagi pemegang saham.
Thendra memproyeksikan, pendapatan MNCN tahun ini berpotensi meningkat 9,54% menjadi Rp 7,64 triliun. Perkiraan Thendra, laba bersih kelompok usaha ini tumbuh 10,28% menjadi Rp 1,77 triliun. Hitungan Henry, pendapatan MNCN tahun ini mencapai Rp 7,64 triliun, dengan perolehan laba bersih sekitar Rp 1,9 triliun.
Henry maupun Thendra merekomendasikan beli untuk saham MNCN. Thendra memasang target harga Rp 2.270 per saham, sementara target harga Henry Rp 2.000. Senin (3/4), harga saham MNCN Rp 1.840 per saham, mencerminkan PER 13,63 kali.
Nah, mana saham jagoan Anda yang bakal memberikan cuan lebih tinggi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News