kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

SCMA terdorong sinetron baru


Rabu, 15 Maret 2017 / 21:10 WIB
SCMA terdorong sinetron baru


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pasca mengakuisisi salah satu rumah produksi Sinemart, perolehan audience share PT Surya Citra media Tbk (SCMA) semakin mendekati kompetitor. Hingga saat ini SCMA masih menempati posisi audience share kedua bulan Februari kalah dari kompetitor MNCN.

Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan dalam riset (2/3) empat acara sinetron baru hasil produksi Sinemart akan menguatkan rating SCTV. Antara lain Anak Sekolahan, Anak Langit, Orang-orang Kampung Duku, Berkah Cinta yang akan disiarkan pada jam 5.30 – 9.30. “Tiga dari judul sinetron itu memiliki audience share tertinggi dibanding acara lain,” katanya.

Dari catatanya usai menayangkan sinetron-sinetron ini membuat rata-rata audience share pada prime time SMCA meningkat dua kali lipat dari bulan Januari yang berada pada 11,4% menjadi 24,7% pada bulan Februari. Salah satu yang menjadi unggulan adalah sinetron Anak Langit yang membukukan audience share mencapai 32,3% pada jam tayang 18.30.

Dengan Sinemaart memproduksi sinetron untuk SCMA persaingan pada jam tayang 18.30 – 20.00 semakin ketat dengan kompetitor. Makanya terlihat kompetitor (RCTI) merubah jam tayang sinetron Dunia Terbalik dari 20.00 menjadi 19.15 untuk bersaing dengan sinetron dari SCMA.

Jika SCMA bisa terus mempertahankan audience share tinggi pada tentunya bisa mendapatkan rate card atau tarif iklan yang tinggi, mengalahkan MNCN. Menurut Christine SCMA tentunya akan bisa memonetisasi kondisi ini, sehingga pendapatan SCMA diprediksi naik 10% menjadi Rp 5,12 triliun dari estimasi tahun lalu Rp 4,66 triliun. ”Kinerja saham juga akan berdampak naik,” kata Christine.

Prediksi Analis Mandiri Sekuritas Ferdy Wan mengatakan pada kuartal I tahun ini kemungkinan pendapatan SCMA masih di bawah rata-rata, bahkan turun 8%-10%. Yang disebabkan tren rendahnya audience share SCMA di tahun terakhir kemarin. ”Jadi masih menunda beberapa kontrak iklan , menunggu perhitungan audience share baru,” kata Ferdy.

Perhitungan ini masih disiapkan setelah menyiarkan sinetron dari Sinemart yang mengangkat audience share dari SCMA. Tapi untuk jangka panjang masih memungkinkan untuk tumbuh mencapai 10% year on year mencapai Rp 4,9 triliun. Melihat SCMA kini memiliki daya tawar yang kuat untuk meningkatkan rate card.

Asal tahu saja, pendapatan SCMA 98,8% berasal dari iklan. Kontribusi pendapatan dari anak perusahaan SCTV mencapai 61% dan Indosiar mencapai 39%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×