Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini hingga Senin (20/1), rata-rata volume transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya sebanyak 7,56 miliar saham. Jumlah tersebut turun 40,28% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang rata-rata volume transaksi hariannya bisa sebanyak 12,66 miliar.
Penurunan volume transaksi tersebut disusul berkurangnya nilai saham yang diperdagangkan. Sepanjang awal tahun ini, nilai transaksi harian hanya mencapai Rp 6,37 triliun, turun 28,18% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,87 triliun.
Baca Juga: Perang dagang mereda, saham-saham apa saja yang layak dicermati?
Head of Lots Services PT Lotus Sekuritas Khrisna Dwi Setiawan mengatakan, penurunan volume transaksi rata-rata harian di BEI terjadi karena banyak saham-saham yang perdagangannya terhenti, terutama yang terafiliasi dengan Benny Tjokrosaputro (Benny Tjokro) dan Heru Hidayat.
"Kita tahu Benny Tjokro adalah trader yang sangat aktif di pasar. Nilai transaksi dan volumenya sangat tinggi," ucap Khrisna di Jakarta, Senin (20/1).
Maklum saja, pada Selasa (14/1), Kejaksaan Agung menetapkan Benny Tjokro selaku direktur utama PT Hanson International Tbk (MYRX) dan Heru Hidayat selaku presiden komisaris PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwarasya (Persero), serta menahan keduanya.
Berdasarkan data RTI, saat ini Benny Tjokro tercatat sebagai pemegang saham di beberapa perusahaan, antara lain MYRX sebesar 4,25% atau 3,68 miliar saham. Benny juga tercatat di PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) sebagai pemegang 747,79 juta saham setara 9,71%.
Baca Juga: Market cap BBRI tumbuh paling pesat periode 10-17 Januari 2020
Berdasar penelusuran Kontan.co.id, Benny Tjokro juga menggengam kepemilikan di PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO). Sementara itu, Heru Hidayat lewat Graha Resources masih menguasai 42,72% saham TRAM.
Adapun saat ini harga-harga saham tersebut berada pada level Rp 50 atau saham gocap. Bahkan, BEI menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham MYRX mulai Kamis (16/1).
Faktor lain atas penurunan volume transaksi di BEI juga berasal dari kasus-kasus yang terjadi di lembaga keuangan belakangan ini. Sebut saja pembubaran dan likuidasi enam produk reksadana Minna Padi Aset Manajemen, dugaan korupsi di Asuransi Jiwasraya yang melibatkan sejumlah manajer investasi, dan tuduhan korupsi di Asabri.
"Mereka ini yang juga para pelaku pasar, sekarang ini sedang menahan diri untuk memperdagangkan saham karena diperiksa," kata Khrisna.
Baca Juga: Bank Banten (BEKS) rights issue dengan menerbitkan 4 miliar saham
Bernada serupa, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony berpendapat, penurunan volume transaksi harian di BEI pada awal tahun ini juga disebabkan oleh beberapa manajer investasi (MI) yang terkena masalah belakangan.
"Hal tersebut membuat MI yang biasanya memberikan nilai transaksi yang cukup besar menjadi tidak ada," ucap dia.
Oleh karena itu, Khrisna memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sisa Januari 2020 akan cenderung melemah dengan kisaran 6.200-6.300.
Ia menyarankan pada investor yang biasa memperdagangkan sahamnya dalam jangka pendek untuk mengurangi intensitas transaksi terlebih dahulu. Pasalnya, volatilitas pasar saham saat ini tidak setinggi sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News