CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perang dagang mereda, saham-saham apa saja yang layak dicermati?


Senin, 20 Januari 2020 / 08:02 WIB
Perang dagang mereda, saham-saham apa saja yang layak dicermati?
ILUSTRASI. Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-China bakal memberi sentimen positif ke pasar saham.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mereda. Kedua raksasa ekonomi dunia ini memutuskan untuk menandatangani kesepakatan dagang fase pertama pada Rabu (15/1) di Gedung Putih, Washington DC.

Salah satu efek positif dari adanya kesepakatan dagang ini adalah penguatan nilai tukar rupiah.

Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial mengatakan, sejak penandatangan kesepakatan dagang antara AS dengan China, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat cukup signifikan.

Baca Juga: Simak prospek saham perbankan untuk tahun 2020

Bahkan menurut Janson, secara year-to-date (ytd), rupiah merupakan mata uang dengan performa terkuat setelah Yuan China.

Kontan.co.id mencatat, pada tiga pekan pertama tahun ini, rupiah terus mengalami apresiasi. Bila dilihat sejak awal tahun hingga 18 Januari 2020, rupiah sudah menguat 2,26%.

Bahkan pada 13 Januari 2020 silam, rupiah menguat 0,47% ke level Rp 13.690 per dolar AS. Ini merupakan capaian rupiah terkuat sejak Februari 2018.

Baca Juga: Terdampak kenaikan harga minyak, ini strategi Mitrabahtera Segara (MBSS)

Dus, Janson menilai hal ini menjadi angin segar bagi industri farmasi yang mana komponen Cost Of Goods Sold (COGS) atau Harga Pokok Penjualan (HPP) nya hampir 40% merupakan komponen impor. “Emiten yang diuntungkan seperti Kalbe Farma (KLBF),”ujar Janson kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×