Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Sedangkan tiga kontrak bilateral yang paling banyak di perdagangkan di sepanjang tahun ini adalah Loco London dengan porsi 76,78% terhadap total transaksi. Selanjutnya forex dengan porsi 12,15% dan indeks dengan porsi 9,84%.
Paulus optimis di penghujung tahun volume transaksi bisa tumbuh ke 8 juta lot. Hal ini didukung oleh kembali memanasnya politik di Amerika Serikat dengan kabar pemakzulan Donald Trump.
Baca Juga: Harga emas naik 0,04% di level US$ 1.475,72 per ons troi (Pukul 11.13 WIB)
Untuk 2020, Paulus optimis volume transaksi kontrak multilateral bisa tumbuh 20% dari 1.450.000 lot di 2019 menjadi 1.750.000 lot di 2020. Sementara itu, Paulus menargetkan volume transaksi bilateral tumbuh 19% atau naik menjadi 6.250.000 lot dari 5.250.000 lot di tahun ini.
Sedangkan, Paulus menargetkan volume transaksi di pasar fisik timah bisa mencapai 72.000 ton di 2020. Sekedar informasi, per 20 Desember volume transaksi di pasar fisik timah mencapai 24.850 ton.
Paulus optimis target transaksi di 2020 bisa tercapai karena didorong katalis positif dari penyaluran amanat luar negeri yang sudah ditambahkan ke dalam beberapa bursa luar negeri yang sudah kerjasama dengan BBJ.
"Harapannya animo dan stimulus pada kontrak yang baru di BBJ bisa meningkatkan volume transaksi," kata Paulus dalam konferensi pers, Senin (23/12).
Baca Juga: Harga bitcoin punya prospek positif di 2020
Selain itu volume transaksi bisa naik karena BBJ juga bekerjasama untuk menyusun spesifikasi kontrak dengan bursa luar negeri. Sehingga investor luar bisa masuk ke Indonesia melalui BBJ.
Apalagi dengan adanya likuiditas provider khususnya pada kontak olein bisa menggiring BJJ menambah volume transaksi. Terakhir, tentunya BBJ terus berinovasi menciptakan pasar fisik baru, seperti pasar fisik kopra putuh dan hasil tambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News