Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto
Lalu soal recurring income URBN, Tri bilang di 2019 belum signifikan karena belum beroperasi dan baru bisa signifikan di 2020.
"Tahun ini jadi persiapan untuk penyelesaian konstruksi dan persiapan operasional bagi kami. Starting fondasinya dari 2018 dan 2019 masih proses pembangunan dan diharapkan 2020 baru bisa bergerak ke arah pengelolaan, recurring dan penjualan," pungkas dia.
Lalu soal membaiknya nilai tukar rupiah, ia bilang pihaknya justru makin optimistis untuk kinerja ke depan. "Sebenarnya mau kurs naik atau turun, proyek-proyek TOD milik URBN tetap potensial karena para investor lebih yakin dengan prospek proyek ini ke depan yang bakal jadi primadona di Indonesia ke depan dan konsep ini masih cukup baru di Indonesia," lanjutnya.
Ia menambahkan justru dengan membaiknya nilai tukar rupiah, pihaknya lebih percaya diri karena daya beli tentunya akan jadi lebih baik.
"Lalu karena proyek-proyek TOD ini bergantung pada proyek infrastruktur pemerintah dan karena kurs jadi membaik tentunya membuat pemerintah mampu untuk membiayai proyek-proyek tersebut sehingga bisa selesai pada waktunya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News