Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Langkah apa lagi yang tengah diupayakan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) untuk menyelamatkan perusahaannya. Emiten perkebunan yang sahamnya stagnan di harga Rp 50 ini akan melakukan penambahan modal dasar.
“Itu langkah proaktif karena ruang antara modal dasar dengan modal ditempatkan dan disetor penuh sudah terlalu sempit,” sebut Direktur dan Investor Relation UNSP Andi Setianto, kepada KONTAN, Rabu, (29/4).
Pada akhir 2014, modal dasar UNSP tercatat 15 miliar saham. Kemudian, modal ditempatkan dan disetor penuhnya yaitu 13,72 saham dengan nilai Rp 1,37 triliun. UNSP juga memiliki tambahan modal disetor neto Rp 5,53 triliun.
Andi belum mau bilang seberapa banyak penambahan modal dasar yang ingin UNSP lakukan. Adapun dengan posisi saat ini, modal ditempatkan dan disetor penuh UNSP berporsi 91,46% terhadap modal dasarnya.
Belum jelas pula apa tujuan UNSP mengerek modal dasarnya. Menurut Andi, UNSP belum memiliki rencana untuk penerbitan saham baru seperti right issue atau private placement.
Namun perlu diingat bahwa UNSP memeluk utang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 4,76 triliun. Utang itu terdiri dari Rp 2,14 triliun kepada Credit Suisse AG cabang Singapura, Rp 2,07 triliun kepada Verdant Capital Pte Ltd, Rp 517,6 miliar kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), serta Rp 31,57 miliar kepada PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).
UNSP pun terus bernegosiasi dengan Credit Suisse untuk memperpanjang tenor utangnya. Sementara utang kepada Verdant Capital merupakan milik anak usaha Agri International Resources Pte Ltd (APRIL). Pada 2012 lalu, UNSP mendivestasi 6 anak usaha yang benaung di APRIL. Namun hingga kini, seluruh prosesnya belum juga rampung.
Pada akhir 2014, UNSP merugi Rp 624,81 miliar. Untungnya, kerugian tersebut berkurang dari Rp 2,76 triliun di tahun 2013. Adapun, penjualan yang dibukukan tumbuh 27,05% dari Rp 2,07 triliun menjadi Rp 2,63 triliun.
UNSP tercatat mengalami defisit sebesar Rp 2,3 triliun. Ini karena liabilitas jangka pendeknya yang mencapai Rp 7,69 triliun dan melebihi total aset lancar di Rp 2,59 triliun. Akuntan pun menilai bahwa kondisi ini menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan UNSP menjalankan usahanya secara berkesinambungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News