Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek pasar aset kripto diperkirakan tetap positif hingga akhir tahun 2025, meskipun dalam sepekan terakhir harga sejumlah aset digital mengalami tekanan signifikan.
Mengutip data Coinmarketcap, Kamis (19/6) pukul 17.00 WIB, harga bitcoin (BTC) terkoreksi 1,14% dalam sepekan ke level US$ 104.881. Aset kripto utama lainnya juga mencatatkan penurunan:
- Ethereum (ETH) turun lebih dari 2% ke level US$ 2.536,50
- Solana (SOL) turun 1,94% ke US$ 145,75
- Binance Coin (BNB) melemah 1,63% ke level US$ 645,20
Baca Juga: Trader Kripto Ini Kehilangan Rp250 Miliar dalam Waktu 10 Hari, Apa yang Terjadi?
Ketegangan Global Tekan Sentimen Pasar
Menurut Gabriel Rey, CEO Triv, tekanan yang terjadi belakangan ini sebagian besar dipicu oleh eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel.
“Ketegangan geopolitik ini menimbulkan gangguan pasokan komoditas dan berpotensi mendorong inflasi global. Dalam skenario seperti ini, ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed menjadi makin sulit terealisasi, sehingga mendorong aksi jual di pasar kripto,” ujar Gabriel kepada Kontan.co.id, Kamis (19/6).
Sebagai catatan, hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 18 Juni 2025 kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,25% - 4,50%.
Baca Juga: Trader Bitcoin Hati-Hati! BTC Sedang Mendekati Ambang Batas Short Squeeze Bersejarah
Investor Beralih ke Aset Aman
Christopher Tahir, Co-founder CryptoWatch sekaligus pengelola kanal Duit Pintar, menambahkan bahwa potensi intervensi Amerika Serikat (AS) dalam konflik tersebut membuat investor semakin berhati-hati untuk masuk ke aset berisiko seperti kripto.
Namun, ia menilai tekanan ini hanya bersifat jangka pendek.
“Jika berkaca pada pola historis, tekanan seperti ini biasanya hanya berlangsung sementara sebelum terjadi kenaikan signifikan berikutnya,” jelasnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tertekan Sepekan Terakhir, Begini Prospeknya
Dukungan Institusional Jadi Penopang
Sementara itu, Fyqieh Fachrur, analis dari Tokocrypto, menyebutkan bahwa masih terdapat sinyal positif dari pasar.
Salah satunya adalah dukungan investor institusional, yang tercermin dari arus masuk bersih ke produk ETF Bitcoin di AS.
“iShares Bitcoin Trust milik BlackRock bahkan telah melampaui US$ 70 miliar dalam aset kelolaan,” ungkap Fyqieh.
Di sisi lain, Indeks Fear & Greed yang berada di level 65 menunjukkan pasar cenderung melakukan akumulasi saat harga melemah, bukan aksi jual panik.
Meski demikian, dalam jangka pendek investor tetap cenderung memilih aset yang lebih defensif.
Fyqieh menilai, tekanan saat ini lebih disebabkan oleh kombinasi ketidakpastian arah suku bunga The Fed, konflik geopolitik, serta rotasi portofolio ke aset yang lebih aman.
“Dengan kondisi teknikal dan fundamental saat ini, potensi tren bearish masih bersifat terbatas dan lebih merefleksikan fase konsolidasi,” lanjut Fyqieh.
Baca Juga: BlackRock vs Michael Saylor: Siapa Penguasa Bitcoin Terbanyak di Dunia?
Target Harga Kripto Masih Optimistis
Melihat proyeksi ke depan, Fyqieh memperkirakan harga aset kripto akan kembali menguat, ditopang oleh potensi penurunan suku bunga The Fed serta sentimen positif dari investor institusional.
Berikut proyeksi harga kripto hingga akhir tahun 2025:
- Bitcoin (BTC): US$ 140.000 – US$ 180.000
- Ethereum (ETH): sekitar US$ 3.000
- Solana (SOL): sekitar US$ 2.000
- Binance Coin (BNB): US$ 710 – US$ 770
“Dengan fundamental yang masih solid, tren jangka menengah hingga panjang aset kripto masih positif,” tutup Fyqieh.
Selanjutnya: Relaksasi Cicilan Kartu Kredit Diperpanjang untuk Jaga Kualitas Kredit
Menarik Dibaca: Cerita Maudy Ayunda dan Caca Tengker Kala Menggunakan Lotion dengan Kandungan Oat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News