kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,65   -11,86   -1.27%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transisi Menuju Endemi, Simak Proyeksi Saham-Saham Sektor Kesehatan


Senin, 14 Maret 2022 / 06:25 WIB
Transisi Menuju Endemi, Simak Proyeksi Saham-Saham Sektor Kesehatan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring membaiknya tren kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah bersiap mengubah status pandemi menjadi endemi. Secara perlahan, pemerintah mulai melonggarkan mobilitas masyarakat selama masa transisi menuju endemi Covid-19. 

Analis fundamental B-Trade Raditya Pradana mencermati, apabila nantinya Covid-19 sudah menjadi endemi, kondisi ini dapat menjadi katalis negatif terhadap emiten-emiten sektor kesehatan karena ada potensi penurunan permintaan. 

Untuk PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Tbk (INAF) misalnya, kedua emiten plat merah itu diproyeksi akan mengalami penurunan pendapatan perusahaan dengan ditiadakannya kebijakan swab/ test antigen untuk keperluan perjalanan menggunakan transportasi umum. 

Sementara untuk emiten sektor kesehatan yang bergerak di bisnis pengelolaan rumah sakit seperti SILO dan MIKA, bed occupancy ratio (BOR) berpotensi berpotensi mengalami penurunan.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Sektor Kesehatan yang Masih Menarik

Sepengamatannya, sentimen membaiknya situasi Covid-19 ini jugalah yang menjadi pemberat saham-saham sektor kesehatan sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Jumat (11/3).

Asal tahu saja, menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) secara year to date (ytd) saham sektor kesehatan sudah melorot 1,83%. 

"Apalagi jika pemerintah sudah menganggap sebagai endemi, kemungkinan saham-saham sektor kesehatan kembali tertekan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3). 

 

Kendati dibayang-bayangi katalis negatif, emiten sektor kesehatan sebenarnya memiliki peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengerek kinerjanya ke depan.

Untuk emiten rumah sakit, dapat memaksimalkan pendapatan dari pasien non-covid. Di sisi lain, emiten rumah sakit juga masih bisa menjadi rujukan pasien-pasien covid yang bergejala berat. 

Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Masih Menanggung Biaya Pelayanan Pasien Covid, Ini Kata Analis

Sementara untuk emiten farmasi, obat antivirus Covid-19 dinilai bisa menopang kinerja emiten-emiten farmasi ke depan. Apalagi, varian Covid-19 Omicron terkenal lebih cepat penularannya.

Adapun untuk emiten alat kesehatan seperti IRRA, performanya masih akan tertopang permintaan jarum suntik dengan digelarnya vaksinasi dosis ketiga atawa booster. 

Walau masih memiliki peluang, Raditya cenderung menyarankan investor untuk wait and see terhadap saham-saham sektor kesehatan. Di tengah langkah pemerintah mengubah status pandemi menjadi endemi, saham-saham sektor barang konsumen non-primer dan properti khususnya yang memiliki portofolio mal, dipandang lebih menarik.

Situasi endemi akan mendorong peningkatan  daya beli masyarakat dan mengerek tingkat kunjungan ke mal. 




TERBARU

[X]
×