Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham-saham emiten sektor kesehatan belum atraktif. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham sektor kesehatan (IDX Sector Healthcare) terkikis 0,59%, Selasa (8/3). Penurunan ini menambah koreksi saham sektor kesehatan yang sudah terjadi sejak awal tahun hingga 3,14%.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, melorotnya saham-saham kesehatan terpicu beberapa sentimen. Salah satunya kasus Covid-19 yang melandai.
"Sehingga membuat investor beranggapan bahwa pertumbuhan di tahun ini tidak sebesar tahun lalu," kata Jono kepada Kontan.co.id, Selasa (8/3).
Di sisi lain, investor tampak mengalihkan dananya dari saham-saham sektor kesehatan. Kondisi ini dipicu musim rilis laporan keuangan terutama sektor perbankan yang cukup baik dan kenaikan harga komoditas.
Dalam jangka panjang, sektor kesehatan masih memiliki prospek yang baik. Dus, menurut Jono, momentum ini dapat dimanfaatkan investor untuk membeli saham sektor kesahatan di harga murah.
Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Masih Menanggung Biaya Pelayanan Pasien Covid, Ini Kata Analis
Salah satu sentimen yang diperkirakan akan mengerek saham sektor kesehatan adalah implementasi teknologi digital yang digunakan. Ini tidak terlepas dari maraknya perkembangan platform healthtech sebagai ekosistem penting di sektor kesehatan saat ini.
"Rencana ekspansi dari emiten kesehatan, termasuk aksi korporasi seperti akuisisi juga dapat menjadi sentimen yang dapat diperhatikan," imbuh Jono.
Di saham sektor kesehatan, Jono menjagokan saham Medikaloka Hermina ( HEAL) dengan target harga Rp 1.320 per saham. Sepengamatannya, HEAL memiliki potensi pertumbuhan paling tinggi dengan valuasi yang masih murah. Keunggulan utama HEAL adalah jaringan rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan biaya layanan terjangkau.
Berbeda, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova cenderung menyarankan wait and see terhadap saham-saham sektor kesehatan. Ia melihat, tekanan jual yang dialami saham-saham kesehatan menandakan minimnya katalis positif di sektor ini.
"Dengan lebih terkendalinya kasus Covid-19, ditambah mata uang dollar AS yang saat ini cenderung menguat, maka pelaku pasar masih menghindari saham-saham sektor kesehatan," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (8/3). Menurutnya, sektor farmasi yang masih bergantung pada impor memiliki risiko yang besar dari penguatan dolar AS.
Kendati dibayangi katalis negatif, Ivan mencermati, saham-saham sektor ini sebenarnya masih akan ditopang katalis positif dari kesadaran masyarakat yang lebih tinggi akan kesehatannya.
Sekadar inforasi, dilihat valuasinya, beberapa saham sektor kesehatan dapat dikatakan mahal dari sisi PER maupun PBV. Terlebih dengan pencapaian kinerja yang tidak terlalu signifikan meningkat di 2021.
Namun, masih ada beberapa saham yang diperkirakan dapat melanjutkan tren performa stabil di tahun 2022 ini. Ivan lebih menyarankan investor wait and see hingga ada tanda-tanda pembalikan tren.
Baca Juga: Buyback, Medikaloka Hermina (HEAL) Berencana Menyerap 80 Juta Saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News