kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

The Fed hawkish, harga emas masih bisa menuju US$ 1.500


Kamis, 01 Agustus 2019 / 19:12 WIB
The Fed hawkish, harga emas masih bisa menuju US$ 1.500


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bergerak anomali usai bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve memangkas suku bunga acuan. Tapi, pergerakan ini diperkirakan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Hingga akhir 2019, harga emas masih bisa bergerak mendekati level harga US$ 1.500 per ons troi.

Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 17.39 WIB, harga emas spot masih tercatat turun 0,4% ke level US$ 1.407,62 per ons troi pada perdagangan Kamis (1/8). Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange turun 1,33% pada 17.39 WIB ke level US$ 1.418,70 per ons troi.

Baca Juga: The Fed memangkas suku bunga, ini proyeksi IHSG selanjutnya

Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono menilai, pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang cenderung hawkish justru memberikan dampak negatif bagi pergerakan harga emas. "Di antaranya ketidakjelasan langkah selanjutnya terkait tidak diperlukan agresivitas pemangkasan suku bunga di FOMC berikutnya," ungkap Suluh kepada Kontan, Kamis (1/8).

Rabu (31/7), The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25%, tidak lepas karena kekhawatiran akan kondisi ekonomi global dan inflasi AS. Hanya saja, Powell juga menunjukkan sinyal tidak akan terlalu agresif untuk memangkas suku bunga tahun ini.

Baca Juga: Pelemahan rupiah bisa ditahan rilis PDB kuartal kedua

"Ada anomali, dari harusnya pemangkasan FFR membuat dolar AS lemah, dan harga emas naik. Tapi sebaliknya, dolar AS kuat karena statement hawkish dari Powell," jelasnya.

Sentimen lain yang perlu menjadi perhatian ke depan yakni rilis data non farm payrolls (NFP) AS di akhir pekan. Suluh mengatakan, jika rilis data NFP cenderung positif, maka dolar AS kemungkinan akan melanjutkan penguatan terhadap emas, begitu juga sebaliknya.

Secara teknikal, pergerakan harga emas masih cenderung koreksi di mana indikator stochastic mengarah ke bawa di level 51%. Sedangkan untuk indikator RSI berada di level 49% atau mengindikasikan adanya koreksi.

Meskipun begitu, Suluh meyakini tren bearish yang terjadi pada harga emas saat ini lebih karena merespon pernyataan The Fed saja. Dia menjelaskan, saat ini harga emas masih koreksi menuju level psikologis US$ 1.400 per ons troi, jika level tersebut ditembus maka ada potensi harga emas bisa rebound.

"Rekomendasinya bisa buy on support atau buy on weakness. Hingga target akhir tahun emas akan mendekati level US$ 1.500 per ons troi," ujarnya.

Baca Juga: Prospek harga emas terganjal sinyal hawkish The Fed

Suluh masih optimistis harga emas bisa bergerak mendekati level US$ 1.500 per ons troi. Menurutnya, pemicu utama yang mampu mendorong harga emas ke level tersebut yakni potensi terjadinya currency war.

"Saat itu terjadi, setiap bank sentral akan berlomba-lomba untuk memangkas suku bunga acuannya dan emas menjadi pilihan hingga harganya bisa menanjak," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×