Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Johana K.
JAKARTA. Sinarmas Group telah menyiapkan rencana bisnis jangka menengah panjang yang akan dimulai tahun ini. Grup milik taipan bisnis Eka Tjipta Widjaja ini fokus ke beberapa sektor usaha yang digelutinya. Total nilai investasi mencapai US$ 4,4 miliar.
Diantaranya, sektor energi dan infrastruktur serta pulp dan kertas. Gandhi Sulistiyanto, Managing Director Grup Sinarmas mengatakan, pihaknya berencana membangun pembangkit listrik bio masa. Total kapasitas yang akan dibangun mencapai 1.000 mega watt (MW).
"Total nilai investasi sekitar US$ 1 miliar, tetapi ini kami lakukan bertahap dalam delapan tahun," ujarnya kepada KONTAN, Senin (12/1).
Tahun ini, diperkirakan total kapasitas yang akan dibangun sekitar 200 MW. Dengan asumsi 1 MW membutuhkan investasi sekitar US$ 1 juta, maka, dana yang dibutuhkan berkisar US$ 200 juta. Pembangunan listrik bio masa ini dilakukan melalui anak usahanya, PT Oki Pulp & Paper Mills.
Oki merupakan perusahaan yang berada di bawah naungan Asia Pulp and Paper (APP), induk usaha Grup Sinarmas yang bergerak di bidang pulp dan kertas. Gandhi menambahkan, pihaknya masih melakukan studi kelayakan atas pembangunan pembangkit listrik bio masa yang akan dilakukan tahun ini.
Selanjutnya, masih dari proyek pembangkit listrik, namun ini yang berbahan bakar batubara. Melalui anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), Sinarmas akan melakukan perluasan proyek pembangkit listrik mulut tambang Sumatera Selatan (Sumsel) V.
Kapasitas pada pembangkit listrik tambahan ini sebesar 100 MW. Total nilai investasi diperkirakan mencapai US$ 100 juta. Pada proyek Sumsel V tahap pertama, DSSA melalui anak usaha, PT DSSP Power Sumsel (DSSP), telah membangun power plant berkapasitas 2x150 MW.
Tahun ini, pembangkit listrik yang sudah dimulai dibangun sejak 2013 itu diperkirakan sudah bisa beroperasi komersial. Proyek tersebut menghabiskan dana hingga US$ 400 juta. DSSA memperoleh pinjaman sebesar US$ 318 juta dari China Development Bank (CDB) untuk mendanai proyek mine mouth itu.
Ekspansi lainnya, adalah pembangunan pabrik bubur kertas dan tisu berkapasitas 2 juta ton per tahun di Ogan Komering Ilir. Pembangunan pabrik ditaksir akan menelan ongkos senilai US$ 3 miliar.
Ekspansi ini akan dilakukan melalui PT Paabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Tidak hanya itu, Sinarmas juga akan membangun pabrik biodisel melalui PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR).
"Kapasitas produksi sebesar satu juta ton per tahun, nilai investasi sekitar US$ 300 juta," tutur Gandhi.
Namun, ia tidak secara spesifik menceritakan sumber pendanaan untuk membiyai ekspansi-ekspansi tersebut. Hanya saja, untuk pembangunan tambahan 100 MW mine mouth di Sumsel V, pihaknya masih akan mengandalkan CDB.
CDB juga menjadi kreditur TKIM unutk membangun pabrik bubur kertas dan tisu. Informasi saja, Sinarmas pun tengah berupaya memperoleh fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan (PPh) badan alias tax holiday untuk pembangunan pabrik yang akan dikelola oleh Oki, anak perusahaan TKIM tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News