kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sepanjang 2019 sudah ada 52 emiten yang melantai di BEI, seperti apa prospeknya?


Kamis, 12 Desember 2019 / 21:40 WIB
Sepanjang 2019 sudah ada 52 emiten yang melantai di BEI, seperti apa prospeknya?
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham jelang penutupan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12/2019).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2019, sudah ada 52 emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, ada satu perusahaan yang akan melepas emisinya yang cukup besar di sisa tahun ini yaitu PT Uni-charm Indonesia Tbk.

Perusahaan produsen pembalut tersebut membidik dana sekitar Rp 1,25 triliun. Lalu, di tahun depan sudah ada PT Perintis Triniti Properti Tbk juga mengantre untuk melantai.

PT Uni-charm Tbk menjadi perusahaan yang melepas saham dengan nilai yang terbesar.  Sisanya, bursa dipenuhi dengan emisi kecil. Bahkan hanya ada 21 emiten dengan emisi dikisaran Rp 300 miliar – Rp 800 miliar.

Baca Juga: Gajah Tunggal (GJTL) bukukan laba bersih Rp 139,67 miliar, begini rekomendasi analis

Selain dipenuhi dengan emisi kecil, BEI juga mencatat ada empat perusahaan yang baru saja melantai, tapi sudah masuk saham gocap. Empat saham tersebut antara lain PT Hotel Fitra International Tbk (FITT), PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI), PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) dan PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI).

Melihat hal itu,  Head of Capital Market Research Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan bahwa sejak dua tahun ke belakang otoritas bursa memang cenderung melakukan relaksasi. Menurutnya ada kecenderungan BEI meloloskan emiten yang fundamentalnya belum terlalu bagus.

“Jadi memperbanyak emiten, Bursa pakai teknik softgun, tembak saja dulu semua, nanti pasti ada yang bagus,” ujar Wawan, Kamis (12/12).

Dengan kecenderungan itu, Wawan menilai PT Uni-charm Indonesia Tbk menjadi emiten yang bagus untuk dibeli pada saat IPO sekaligus bisa menjadi tolok ukur untuk memilih saham yang baru melantai.

Pertama, brand image Uni-charm Indonesia sudah cukup baik. Kedua, dengan kisaran price earning ratio 12,4 kali – 16 kali, Wawan menilai harganya cukup murah. Pasalnya sektor barang consumer biasanya memiliki PER mencapai 20 kali.

Namun, lanjut Wawan, pilihan saham IPO tetap harus disesuaikan dengan profil investor. Menurutnya, ada investor yang memang senang berspekulasi jangka pendek. Investor dengan tipe seperti itu biasanya justru mengincar saham berusia muda karena sudah mengetahui risikonya.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) akan fokus ke bisnis inti, apa kata analis?

“Tetapi kalau investor pemula disarankan untuk membeli saham yang sudah ada track record-nya,” imbuh dia.

Setali tiga uang, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menilai saham Uni-charm Indonesia cukup menarik karena memiliki brand image yang cukup kuat serta distribusi barang yang sudah merambah pasar dunia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×