kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Sektor Infrastruktur Masih Lemas, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 03 Juli 2025 / 22:02 WIB
Sektor Infrastruktur Masih Lemas, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. pelemahan IDX Infra ditopang oleh kinerja negatif emiten-emiten di sub-sektor telekomunikasi dan transportasi


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor infrastruktur diperkirakan masih menghadapi tantangan di paruh kedua tahun ini.

Sepanjang 2025 berjalan, indeks sektor ini terus mencatat pelemahan.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, indeks IDX Infrastruktur melemah 4,05% secara year to date (YtD) hingga awal Juli 2025.

Koreksi ini lebih dalam dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 2,85% YtD.

Baca Juga: Infrastruktur Jalan Berantakan, Perlu Pembenahan Sebelum Menerapkan Zero ODOL

Tekanan dari Sub-sektor Telekomunikasi dan Transportasi

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menjelaskan, pelemahan IDX Infra ditopang oleh kinerja negatif emiten-emiten di sub-sektor telekomunikasi dan transportasi.

Beberapa contoh, saham PT Indosat Tbk (ISAT) merosot 14,52% YtD, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) turun 16,03%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) susut 17,05%, dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) terkoreksi 4% YtD.

“Pasar mencemaskan perlambatan pertumbuhan data, persaingan tarif, serta efisiensi belanja modal yang belum optimal,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (3/7).

Di sub-sektor transportasi, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melemah 18,01%, sedangkan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) turun 8,74% YtD.

Tekanan juga hadir dari sektor utilitas, di mana saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) merosot 37% YtD akibat koreksi valuasi dari level premium.

Baca Juga: Bakal Bagi Dividen Rp 50 per Saham, Begini Rekomendasi Saham Gajah Tunggal (GJTL)

Prospek Perbaikan dan Saham Pilihan

Meski demikian, Sukarno menilai IDX Infra masih menyimpan potensi rebound di semester II-2025.

Alasannya, banyak saham berkapitalisasi besar yang saat ini diperdagangkan pada valuasi menarik.

“Sekitar 30% dari bobot IDX Infra punya valuasi di bawah PER 15x, PBV di bawah 2x, dan EV/EBITDA kurang dari 10x,” ujarnya.

JSMR menjadi salah satu saham yang direkomendasikan Sukarno karena harganya sudah terkoreksi cukup dalam dan potensi kenaikan tarif tol yang bisa menjadi katalis.

TOWR juga menarik dengan prospek perbaikan struktur modal lewat aksi right issue. Namun, ia mengingatkan tekanan teknikal bisa muncul karena rotasi portofolio dari saham-saham yang sebelumnya sudah menguat.

Adapun rekomendasi beli diberikan untuk saham: JSMR target Rp 5.500, MTEL target Rp 690, TLKM target Rp 3.200, dan HGII target Rp 222.

Baca Juga: Kinerja Ekspor Batubara RI Melemah, Bagaimana Nasib Emiten Batubara?

Hambatan dari Anggaran dan Suku Bunga

Direktur BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widodo, menilai sektor infrastruktur belum akan pulih dalam waktu dekat.

Salah satu penyebabnya adalah pemotongan anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur.

“Dana pembangunan dialihkan ke program lain seperti makan bergizi gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih,” jelasnya.

Ia juga menyoroti bahwa suku bunga acuan belum cukup rendah untuk mendorong sektor ini secara optimal.

Baca Juga: Dipantau BEI, Intip Prospek dan Rekomendasi Saham Mitra Pack (PACK)

Telekomunikasi Jadi Harapan Baru

Head of Equity Research Division BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan, justru optimistis sub-sektor telekomunikasi bisa menopang IDX Infra di semester II-2025.

“Perang harga data diperkirakan mulai mereda, sehingga ada ruang perbaikan harga dan margin,” jelas Erindra.

Ia mencatat, sektor ini saat ini masih diperdagangkan pada valuasi menarik sekitar 4x EV/EBITDA, dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 3% pada 2025 dan meningkat menjadi 6,7% di 2026.

Erindra merekomendasikan beli saham: ISAT target Rp 2.600, TLKM target Rp 3.500, dan EXCL target Rp 2.800.

Selanjutnya: Bidik Pertumbuhan Konsumsi 5,5% di 2026, Sri Mulyani Soroti Pentingnya Gaji Layak

Menarik Dibaca: Moms Wajib Tahu, Ini Sederet Fakta Tarik Tunai Kartu Kredit 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×