Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 1,45%. Pelemahan IHSG ini dipicu aksi jual investor asing yang mencatat net sell sebesar Rp 2,67 triliun di semua pasar dalam sepekan.
Bahkan pada penutupan perdagangan hari Jumat (29/11) saat IHSG rebound 0,99% ke level 6.011,83, investor asing masih konsisten mengobral saham domestik senilai 219,82 miliar.
Baca Juga: IHSG nyaris naik kembali ke level 6.000 pada akhir perdagangan sesi I
Mulai dari saham perbankan, saham consumers goods, hingga saham telekomunikasi dan media menjadi saham yang ‘dibuang’ asing selama sepekan.
Setidaknya terdapat 10 saham yang mencatatkan net sell tertinggi selama sepekan, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan Saham PT Astra International Tbk (ASII).
Ada pula saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), hingga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, aksi jual bersih utamanya terhadap saham blue chips tidak terlepas dari kekhawatiran resesi ekonomi akibat memanasnya kembali perang dagang antara China dengan AS.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Jumat (29/11)
Asal tahu, memanasnya tensi antara Beijing dengan Washington tidak lepas dari dukungan AS yang menandatangani Undang-Undang HAM Hongkong.
“Perang dagang memanas kembali sehingga investor asing mengamankan dana mereka,” terang William kepada Kontan.co.id, Jumat (29/11).
Baca Juga: Waduh, IHSG turun lagi ke 5.942 pada Jumat pagi
Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, aksi jual bersih ini akibat imbas pertumbuhan harga (price growth) secara year-to-date (ytd) yang mengakibatkan adanya penyeimbangan portofolio.
Penyeimbangan portofolio ini, kata Aria, dimaksudkan agar bobot emiten tersebut tidak mendominasi portofolio. Hal inilah yang menurutnya membuat saham-saham keuangan dan perbankan seperti BMRI, BBCA, BBNI, dan BBRI mengalami tekanan jual dalam sepekan ini.
Aria juga melihat, pembubaran enam produk reksadana salah satu Manajer Investasi (MI) bukan menjadi salah satu penyebab tingginya aksi jual bersih dalam minggu ini.
Baca Juga: Pasar saham global tertekan rencana pembalasan China
“Salah satu MI yang enam reksadananya dibubarkan bukan perusahaan asing, jadi lebih banyak investor domestik,” ujar Aria saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (29/11).
Setali tiga uang, William menilai kasus pembubaran enam reksadana salah satu MI tidak terlalu berefek pada aksi jual bersih asing. Ia menilai, pengaruh sentimen eksternal lebih kuat dibandingkan dengan sentimen tersebut.
Dari beberapa saham yang dilepas asing pekan ini, William merekomendasikan beli saham TLKM, CPIN, BBCA, dan BBRI, dengan target jangka pendek masing-masing Rp 4.000 untuk TLKM, Rp 7.000 untuk CPIN, Rp 31.800 untuk BBCA, dan 4.300 untuk BBRI.
Baca Juga: Bursa Asia melemah di perdagangan terakhir bulan November
Sementara Aria menaruh pilihan pada saham BBRI, TLKM, dan BBCA. Sebab, ia menilai fundamental ketiga emiten ini cukup solid dan terdapat potensi pertumbuhan kinerja hingga akhir 2019.
Ia pun merekomendasikan beli saham TLKM, BBRI, dan BBCA dengan target harga jangka pendek 5% - 8% dari harga penutupan saat ini.
Pada perdagangan hari ini, saham TLKM ditutup menguat 2,88% ke level Rp 3.930 per saham, saham BBRI ditutup menguat ke level Rp 4.090 per saham, dan saham BBCA ditutup menguat Rp 31.400 per saham.
Baca Juga: Berikut rekomendasi teknikal TOWR, CPIN, LPPF untuk Jumat (29/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News