kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham emiten batubara sudah turun banyak, begini rekomendasi analis


Selasa, 26 November 2019 / 20:38 WIB
Saham emiten batubara sudah turun banyak, begini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). PTBA menargetkan pembangunan dermaga di Tarahan rampung pada 2012. Dermaga yang memilki pengisia


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten batubara terus memperluas pasar ekspor, salah satunya PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang tengah melihat potensi untuk menambah porsi penjualan ke pasar India.

Direktur dan Sekretaris Dileep Srivastava Bumi Resources mengatakan BUMI memperluas pasokan batubara ke India. “Ada dua pasar tambahan Filipina dan Vietnam,” katanya, Selasa (26/11).

Baca Juga: Ini strategi Ancora Indonesia (OKAS) dongkrak kinerja hingga akhir tahun

Selain BUMI, perusahaan penambangan batubara milik negara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga berhasil mendekap kontrak penjualan batubara ke Taiwan. PTBA bakal mengekspor batubara kalori tinggi sebanyak 2 juta ton atau senilai kurang lebih Rp 2 triliun untuk 2020 mendatang.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, upaya perusahaan batubara untuk memperluas pasar ekspor bisa menjadi strategi di saat China mengurangi impor, meski hal ini tak begitu signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan penambangan batubara.

Ia bilang, perusahaan penambangan batubara bisa melakukan divesifikasi bisnis sebagai salah satu strategi di tengah penurunan harga batubara.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) telah produksi batubara 30 juta ton hingga Oktober 2019

Dengan kondisi perlambatan ekonomi saat ini, ia memproyeksi tren penurunan untuk emiten batubara bakal berlanjut hingga awal tahun mendatang. “Secara valuasi dibanding tahun lalu sekarang jauh lebih murah,” katanya Selasa (26/11).

Menurutnya, emiten batubara masih menarik untuk investasi jangka panjang atau paling tidak selama lima tahun. Ia melihat salah satu saham batubara yang masih menarik yakni PTBA lantaran secara kinerja juga masih menghasilkan laba.

Baca Juga: Bank DBS meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ada level 5%-5,1%

Sementara untuk investasi jangka pendek, ia menyarankan investor untuk menghindari lebih dulu emiten penambangan batubara lantaran masih sulit untuk naik kembali. Ia merekomendasikan investor untuk membeli saham PTBA dengan target harga Rp 3.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×