Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Mata uang Garuda menanti sentimen domestik di saat faktor eksternal terus memberi tekanan. Data neraca perdagangan akan menjadi sentimen penggerak nilai tukar rupiah pada esok hari.
Di pasar spot, Selasa (14/6) nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah 0,71% ke level Rp 13.393 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat 0,53% ke level Rp 13.273 per dollar AS.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, sebenarnya ada data positif dari dalam negeri yakni laporan penjualan mobil bulan Mei yang naik 11,7% dibanding periode sama tahun lalu.
Ini menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga dalam negeri membaik dan akan berimbas pada membaiknya pertumbuhan ekonomi. "Tetapi memang pergerakan rupiah didominasi oleh sentimen eksternal menjelang rapat The Fed," paparnya. Bank sentral AS Federal Reserve akan menggelar rapat dua hari pada 16-17 Juni mendatang.
Sedangkan angin dari dalam negeri, pergerakan rupiah akan menanti data neraca perdagangan dalam negeri yang dirilis Rabu (15/16) dan dilanjutkan dengan rapat Dewan Gubernur BI. "Meski ekspor membaik, tetapi masih kontraksi," imbuh Christian.
BI hari ini memperkirakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Mei 2016 surplus US$ 400 juta. Meski sektor migas defisit, ekspor nonmigas diyakini cukup tinggi.
Christian menduga rupiah memiliki peluang untuk melanjutkan pelemahan apalagi jika ada perbedaan prospek suku bunga antara The Fed dan BI. Jika The Fed berencana menaikkan suku bunga, BI justru berpeluang untuk menurunkan tingkat suku bunga sehingga dapat berimbas pada pelemahan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News