Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berhasil membalik rugi menjadi laba bersih per September 2025.
Bukalapak mengantongi peningkatan tajam laba bersih menjadi Rp2,4 triliun pada kuartal III 2025, dari sebelumnya rugi Rp597,34 miliar pada periode sama tahun lalu.
Laba bersih BUKA juga naik secara kuartalan. Per kuartal II lalu, laba BUKA sebesar Rp355 miliar.
“Ini terutama didorong oleh kenaikan nilai investasi,” ujar Victor Putra Lesmana, Direktur BUKA, dalam keterangan resmi, Rabu (29/10).
Sepanjang kuartal III 2025, Bukalapak membukukan pendapatan sebesar Rp1,64 triliun, meningkat 1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, pendapatan BUKA juga naik 39,03% year on year (YoY) dari Rp3,39 triliun per kuartal III 2024.
Victor mengatakan, capaian itu mencerminkan ketahanan bisnis di tengah periode yang secara musiman cenderung lebih lambat dan kondisi pasar yang menantang.
“Margin kontribusi BUKA juga tercatat stabil, menunjukkan efisiensi operasional yang terjaga di tengah kondisi pasar yang dinamis dan kemampuan Perseroan dalam mengelola biaya secara disiplin,” katanya.
EBITDA yang disesuaikan tetap relatif stabil selama tiga kuartal terakhir, tercatat negatif Rp18 miliar pada kuartal III 2024.
Victor bilang, capaian Bukalapak pada kuartal ketiga 2025 mencerminkan kemampuan untuk menjaga stabilitas dan ketahanan bisnis di tengah perubahan pasar.
“Kami terus menjalankan strategi dengan disiplin, memperkuat fondasi ekosistem, dan berupaya memberikan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan ditambah pendapatan bunga bersih menurun dari Rp201 miliar di kuartal II menjadi Rp175 miliar di kuartal III 2025.
Capaian itu sejalan dengan pelaksanaan program pembelian kembali saham Perseroan dan penurunan suku bunga di Indonesia.
“Hal ini menunjukkan fundamental operasional yang solid, serta pengelolaan keuangan yang hati-hati dan berimbang,” paparnya.
Perseroan juga mencatatkan total kas, setara kas, dan investasi likuid mencapai Rp17,9 triliun per 30 September 2025. Dana ini mencakup investasi di instrumen yang likuid seperti deposito, obligasi pemerintah, dan reksa dana.
Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand pun mencermati, kinerja BUKA pada kuartal III 2025 menunjukkan transformasi signifikan dengan keberhasilan membalikkan kerugian tahun lalu menjadi laba bersih Rp2,91 triliun.
Namun, laba ini sebagian besar bersumber dari faktor non-operasional, yakni laba nilai investasi bersih Rp2,32 triliun hasil revaluasi aset investasi seperti kepemilikan di Allo Bank (BBHI).
Di sisi operasional, BUKA mencatat laba operasional Rp139,3 miliar, didukung efisiensi biaya S&M dan G&A yang turun 28%, menandakan disiplin manajemen dalam menjaga profitabilitas dasar.
Meski demikian, tekanan masih muncul dari kenaikan beban pokok pendapatan (CoGS) sebesar 59% YoY yang menekan margin kotor akibat pergeseran bauran pendapatan ke segmen gaming dengan margin lebih rendah.
Ketergantungan terhadap revaluasi investasi non-kas juga menimbulkan risiko volatilitas laba bersih bila harga saham BBHI berfluktuasi.
“Dengan demikian, meskipun terjadi perbaikan struktural dalam operasional, porsi besar laba yang bersifat non-berulang tetap menjadi catatan penting terhadap keberlanjutan kinerja BUKA ke depan,” katanya kepada Kontan, Rabu (29/10).
Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menjelaskan, kinerja BUKA sebenarnya cukup solid, terutama dari sisi efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan iklan digital.
Laba bersih yang naik itu mayoritas ditopang gain dari investasi dan perbaikan margin operasional.
“Di sisi lain, tekanan masih ada dari biaya promosi dan persaingan ketat di e-commerce. Jadi, pertumbuhan topline-nya masih moderat,” ujarnya kepada Kontan, Rabu.












