kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

Pemangkasan Bunga The Fed Dongkrak Prospek Aset Kripto


Rabu, 29 Oktober 2025 / 20:06 WIB
Pemangkasan Bunga The Fed Dongkrak Prospek Aset Kripto
ILUSTRASI. Pelonggaran moneter global dinilai menjadi katalis utama yang mendorong harga aset kripto utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) bergerak lebih tinggi.


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek pasar kripto diperkirakan masih positif seiring tren pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya partisipasi institusional terhadap aset digital.

Pelonggaran moneter global dinilai menjadi katalis utama yang mendorong harga aset kripto utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) bergerak lebih tinggi.

Analis Tokocrypto Fyqieh Facrur mengatakan, penurunan suku bunga meningkatkan likuiditas global dan mendorong investor beralih ke aset berisiko.

“Dengan ekspektasi pemangkasan bunga sekitar 25 basis poin, kripto bisa kembali menjadi primadona menjelang akhir tahun,” ujarnya kepada kontan Rabu, (29/10/2025).

Baca Juga: Harga Bitcoin Masih Ping-Pong, Pasar Tunggu Keputusan The Fed & Kesepakatan AS-China

Fyqieh memperkirakan, Bitcoin yang kini berada di kisaran US$ 113.000 berpotensi naik ke US$ 130.000–US$ 135.000 jika kebijakan moneter longgar berlanjut. Dalam skenario konservatif, harga akan bertahan di kisaran US$ 120.000–US$ 125.000, sedangkan risiko koreksi ke sekitar US$ 100.000 tetap ada bila inflasi meningkat.

Untuk Ethereum, peluang kenaikan menuju US$ 5.000–US$ 5.200 juga terbuka, bahkan dapat mendekati US$ 5.500 jika adopsi staking institusional meningkat.

Sementara itu, Solana (SOL) berpotensi menguat ke US$ 220–US$ 230, didukung tren positif proyek DeFi dan NFT. Adapun XRP diperkirakan mampu naik ke US$ 3,00–US$ 3,50, tergantung perkembangan regulasi dan sentimen pasar.

Chairman Indodax Oscar Darmawan menilai, tren pelonggaran moneter global menjadi pendorong kuat bagi pasar kripto. 

“Pemangkasan suku bunga The Fed akan menurunkan daya tarik aset tradisional, sehingga mendorong aliran modal ke aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum,” ujarnya.

Oscar menambahkan, meningkatnya aktivitas institusional juga menunjukkan kepercayaan jangka panjang terhadap aset digital. Ia mencontohkan langkah BlackRock yang memindahkan lebih dari 1.000 BTC dan 25.000 ETH senilai sekitar US$226 juta ke Coinbase Prime untuk rebalancing ETF.

Menurutnya, aktivitas tersebut menjadi indikasi bahwa permintaan strategis dan likuiditas di pasar kripto masih sangat kuat.

Baca Juga: Bitcoin Rebound ke US$115.000: Sinyal Bullish Muncul, Tapi Pasar Masih Waspada

Dari sisi fundamental, data on-chain menunjukkan peningkatan akumulasi oleh investor jangka panjang serta penurunan saldo kripto di bursa. Hal ini mengindikasikan tekanan jual yang semakin berkurang.

Fyqieh menambahkan, pelemahan dolar AS, pergerakan imbal hasil obligasi, serta kemajuan ekosistem blockchain seperti pengembangan Real World Asset (RWA) dan teknologi layer-2 Ethereum akan menjadi katalis tambahan bagi pasar hingga akhir tahun.

Diversifikasi Aset

Oscar menilai investor perlu menyesuaikan strategi dengan profil risiko masing-masing. Ia menyarankan penggunaan metode Dollar-Cost Averaging (DCA) agar dapat menghadapi volatilitas pasar.

“Prinsipnya, berinvestasi secara bertahap dalam jumlah tetap di interval waktu tertentu agar risiko fluktuasi harga bisa diminimalkan,” ujarnya.

Oscar juga menegaskan pentingnya diversifikasi aset. Menurut Oscar, sebagian besar portofolio sebaiknya dialokasikan ke aset yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas tinggi seperti Bitcoin dan Ethereum. Sebagian kecil lainnya dapat diarahkan ke altcoin dengan proyek yang memiliki utilitas nyata dan roadmap yang jelas.

Baca Juga: NYDIG: Bitcoin Bukan Pelindung Inflasi, tapi Menguat Saat Dolar Melemah

Senada, Fyqieh menilai, BTC dan ETH tetap menjadi pondasi utama dalam portofolio. Sementara altcoin berfundamental solid seperti Solana (SOL), Avalanche (AVAX), dan Chainlink (LINK) dapat dipertimbangkan untuk potensi pertumbuhan. Ia menekankan pentingnya selektivitas dan disiplin dalam manajemen risiko.

Oscar menyebut, aset berfundamental kuat seperti Bitcoin dan Ethereum telah terbukti tahan terhadap berbagai siklus pasar dan menjadi acuan likuiditas utama ekosistem kripto. Namun, ia menambahkan, altcoin tetap bisa menjadi pelengkap dalam portofolio.

“Proyek seperti Solana atau tokenisasi aset riil bisa menjadi peluang tambahan, tapi porsinya perlu disesuaikan agar tidak mengganggu keseimbangan portofolio,” katanya.

Dengan kapitalisasi pasar kripto global yang telah mendekati US$ 3,9 triliun, optimisme terhadap industri ini semakin meningkat. Meski demikian, Oscar mengingatkan, volatilitas masih tinggi. “Keputusan investasi perlu diambil dengan strategi dan pengelolaan risiko yang bijaksana,” imbuhnya.

Baca Juga: Kompresi Harga Bitcoin Diprediksi Picu Lonjakan, Menuju US$ 120.000?

Selanjutnya: Penundaan Kenaikan Cukai Rokok Dinilai Lebih Realistis di Tengah Pemulihan Ekonomi

Menarik Dibaca: Hasil Hylo Open 2025: Fajar/Fikri Melaju Mulus ke 16 Besar, Menuju Final Keempat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×