kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

Menanti Hasil Rapat The Fed, Begini Proyeksi Rupiah Besok (30/10)


Rabu, 29 Oktober 2025 / 17:05 WIB
Menanti Hasil Rapat The Fed, Begini Proyeksi Rupiah Besok (30/10)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025).ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/sgd. Berdasarkan kurs Jisdor BI rupiah melemah 0,05% ke posisi Rp 16.631 per dolar AS pada Rabu (29/10). Berikut proyeksi rupiah pada Kamis (30/10)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,05% secara harian ke level Rp 16.617 per dolar AS pada Rabu (29/10). 

Senada, berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) rupiah juga melemah 0,05% ke posisi Rp 16.631 per dolar AS. 

Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah ditutup hampir datar. Investor cenderung wait and see hasil pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (30/10). Investor juga melihat bahwa dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) malam ini diperkirakan tidak akan ada kejutan dan memangkas suku bunga sesuai dengan perkiraan yakni 25 bps.

“Rupiah diperkirakan masih akan datar, kecuali ada kejutan pada FOMC malam ini,” ucap Lukman kepada Kontan, Rabu (29/10).  

Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 16.550 – Rp 16.650 per dolar AS pada Kamis (30/10). 

Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Catat Kenaikan Penjualan dan Laba di Kuartal III-2025

Sementara Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi melihat sentimen dari dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah diantaranya terkait penilaian dari Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I). Lembaga tersebut mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia atau Sovereign Credit Rating (SCR) pada level BBB+ dengan outlook stabil pada 24 Oktober 2025. 

Dalam keterangannya, R&I menilai inflasi Indonesia masih stabil, sementara rasio utang pemerintah tetap rendah dengan kebijakan fiskal dan moneter yang dianggap prudent. Hanya saja, lembaga yang bermarkas di Jepang itu menekankan perlunya asesmen lanjutan atas langkah pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menjaga kesehatan fiskal jangka menengah.

Bank Indonesia merespon positif keputusan R&I yang mencerminkan kepercayaan kuat investor internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional di tengah ketidakpastian global. 

Ibrahim menyebut, pentingnya sinergi kebijakan antara Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan pemerintah sebagai otoritas fiskal untuk memperkuat persepsi positif terhadap perekonomian nasional. 

Ibrahim memperkirakan rupiah pada Kamis (30/10) bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat direntang Rp 16.570 – Rp 16.620 per dolar AS.

Baca Juga: Harga Emas Kembali Tembus US$4.000 per Ounce, Saham Tambang Menghijau Rabu (29/10)

Selanjutnya: Energi Mega Persada (ENRG) Catat Kenaikan Penjualan dan Laba di Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Bagaimana Cara Menyembuhkan Trauma Masa Lalu? Intip Caranya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×